Jumat, 30 Desember 2016

Semester 3 di STI ITB

Setelah melalui TPB yang sangat indah, akhirnya saya memasuki masa penjurusan. Sesuai dengan pilihan saya sejak awal masuk kuliah, akhirnya saya pun dijuruskan ke Sistem dan Teknologi Informasi. Banyak yang ngira (bahkan sampe sekarang), kalo saya anak IF tetangganya sih mungkin. Mungkin karena banyak yang belum tau bedanya STI dengan IF, yang bakal saya jelasin dibawah ini.

Apa sih bedanya STI sama IF?
STI itu Sistem dan Teknologi Informasi, sementara IF itu Teknik Informatika. Dari fokusnya, IF lebih ke arah software engineering, sedangkan STI lebih ke arah menguasai semua keilmuan yang ada di STEI, ditambah menguatkan aspek bisnis dan manajemennya. Kalo beberapa temen yang setelah dijelasin gitu, bilangnya kayak MRI kalo di FTI.

Setelah jelasin secara singkat bedanya STI sama IF, kembali ke topik, saya mau ceritain juga semester 3 yang sangat indah ini.

Osjur
Sebagai anak STI, saya harus ikut osjur, yang karena STI dan IF sehimpunan di HMIF otomatis dong harus ikut SPARTA HMIF 2015. Kegiatan SPARTA HMIF itu sendiri diadain pas liburan semester 2, dari 3 hari setelah pengumuman penjurusan, sampe 2 minggu setelah masuk. Isi kegiatannya berupa materi-materi yang berguna saat kehidupan kuliah, dan materi tentang HMIF itu sendiri. Cukup senang sih ikut SPARTA HMIF 2015, dan berminat jadi ketua SPARTA 2016.

Mata Kuliah
Setelah bahas soal GLE, sekarang saatnya bahas kuliah di semester 3 di Sistem dan Teknologi Informasi ITB. Kuliah semester 3 ini masih santai sih, cuma kalo terlalu santai bakal kepleset. Di semester ini, saya mengambil 22 sks, dengan 8 matkul.
1. Matematika STI (Dosen : Pak Baskara)
Belajar Matematika STI dengan Pak Bas cukup menyenangkan. Karena Pak Bas sangat suka menguji mahasiswanya dengan Algoritma, dan soal-soalnya cukup memusingkan, terutama soal UAS yang Huffman Code dimana 1 nomor itu saya kerjakan dalam waktu 1,5 jam, dan jawabannya beda sama semua orang (kecuali Winaldo).

2. Probabilitas & Statistik (Dosen : Pak Dimitri Mahayana)
Belajar probstat dengan Pak Dim, beliau hanya mengajarkan konsep-konsepnya saja. Selebihnya, lebih ke arah latihan, dan dengan soal-soal yang berdasarkan real data, kasus-kasus yang sering Pak Dim temui di perusahaan atau proyek yang dikerjakannya. Kuliahnya santai, responsinya lebih santai. Responsinya sabtu jam 8-11, dapet makan pula.

3. Basis Data (Dosen : Pak Adi Mulyanto)
Kuliah ini menekankan buat efisiensi penggunaan basis data, dengan cara normalisasi, atau skema lainnya. Sayangnya, saya agak lemah di bagian teorinya, namun bisa ditambal di bagian Query dan Normalisasi. Untuk tubesnya sendiri, kami membuat sistem basis data rumah sakit.

4. Algoritma & Struktur Data (Dosen : Pak Riza)
Kuliah ini mengenai struktur data, seperti Stack, Queue, List, dan Binary Tree. Pak Riza sendiri sangat baik dalam mengajar, dan sering bercerita tentang pengalamannya. Untuk tubesnya sendiri, kami membuat game Pokemon Moonstone.
Foto kelas STI di kelas terakhir IF2111 bersama Pak Riza


5. Sistem Digital & Mikroprosesor (Dosen : Pak Yusuf)
Kuliah ini mempelajari tentang sistem digital (sebelum UTS) dan sistem mikroprosesor (setelah UTS). Ada praktikumnya juga bersama anak Power (anak STI ngoding, anak Power merangkai). Tubesnya adalah proyek mikroprosesor, saya sendiri bersama Dhika membuat parking sensor dengan Arduino, memanfaatkan Ultrasonic Sensor.

6. Organisasi dan Manajemen Perusahaan Industri (Dosen : Bu Hasrini Sari)
Kuliah OMPI ini adalah satu-satunya kuliah Teknik Industri yang saya ambil di semester ini (bahkan mungkin selama saya kuliah). Materi kuliahnya tentang teori manajemen, lingkungan, perencanaan, dan strategi persaingan. Sayangnya, kuis selalu diadakan mendadak, sehingga kami tidak siap (nilai kepala 4 sudah syukur kok). UTS juga cukup mengejutkan. Namun, nilai tugas dan tubes bisa menambal kok. Tubes kami membuat analisis perusahaan industri, kebetulan kelompok saya (Saya, Priska, Haniya, Devana), membuat analisis perusahaan P&G (kalau mau liat, bisa kontak saya kok).

7. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Dosen : Bu Prima Roza)
Kuliah KWN sangat menyenangkan menurut saya, terutama dengan dosen seperti bu Prima. Beliau selalu mengaitkan topik yang sedang dipelajari dengan isu-isu terkini, sehingga membuat kami paham materi yang diajarkan. Topik yang diajarkan juga menarik, salah satunya Kewarganegaraan, dan Geopolitik Indonesia. Ujiannya juga tidak ada tentang pasal-pasal seperti di SMA.

8. Pengetahuan Lingkungan (2 dosen).
Kuliah Pengling juga mungkin satu-satunya kuliah Biologi yang saya ambil selama saya di ITB. Karena soal-soal ujiannya sangat sulit menurut saya, dan tugas-tugas yang diberikan cukup menguras energi saya.

KASTI 2016
Sebagai anak baru di STI, angkatan 2015 harus membuat gathering untuk semua angkatan STI yang masih di ITB. Nah kami sendiri membuat Kumpul Asik STI, atau disebut KASTI. KASTI ini sendiri bertempat di Koloni, di Jalan Ciumbuleuit. Kebetulan, disana saya sebagai kadiv Acara, sekaligus mc dadakan, karena nggak dapet sampe 1 jam sebelum acara. Acaranya sukses, bisa meriah dengan persiapan yang cukup.
Dokumentasi KASTI 2016


Integrasi 2016
Setelah tahun kemaren jadi peserta OSKM, saya mau balas dendam jadi panitia OSKM, yang tahun ini berganti nama menjadi Integrasi 2016. Sebelum jadi panitia Integrasi, saya sendiri ikutan Dikpus / Diklat Terpusat.
Di dikpus itu sendiri, materinya semacam pengulangan materi OSKM, ditambah materi tentang kepanitiaan yang ada di Integrasi 2016 nanti dan nilai yang mau dibawa di Integrasi. Sayangnya di dikpus ini nggak terlalu banyak yang bisa saya dapat, selain nyoba-nyoba jadi moderator diskusi aja.
Di Integrasi 2016 ini, saya masuk divisi Event Organizer. Kebetulan, jadi sersan di Resimen 4, yang ngurusin soal mentoring identitas mahasiswa. Karena kerjanya cuma di hari ketiga Integrasi, di hari pertama otomatis saya gabut. Di hari kedua, saya ikut ngehandle sabuga, terutama di pintu utara dan selatan. Sempet marah-marah sih pas sore-sore, karena udah capek dan acaranya sempet ngaret karena beberapa hal. Tapi sisi positifnya, mobilisasi lancar banget di bagian saya.
Di hari ketiga, sempet nonton senam LSS, yang isinya foto mantan dll. Habis itu baru mulai gawe di resimen 4, mulai positioning, dan koordinasi sama panlap yang ada disana. Sehabis jumatan juga resimen 4 kebagian buat bantuin mentoring keagamaan, buat pengondisian sama bagiin makanan buat peserta Integrasi.
Di hari keempat, otomatis kami gabut, dan saya lebih milih buat jalan-jalan dan perpisahan resimen 4 di Upnormal Ciwalk.
Foto full-team Resimen 4 - Day 3 Integrasi ITB 2016


ASSISTS BIST League 2016
Di jurusan STI sendiri, ada sebuah lomba Case Competition internal STI yang dilaksanakan setiap tahun. BIST League itu sendiri baru memasuki penyelenggaraan yang kedua. BIST League Season 1 dimenangin sama tim Huntul ASSISTS Mania (timnya kak Huntul STI'13).
Di BIST League 2 ini, saya setim sama kating semua, kak Ica STI'14 dan kak Prav STI'14. Babak penyisihannya, semua peserta harus bikin solusi IT-Based buat permasalahan bisnisnya TOEX, sebuah perusahaan di bidang pet grooming yang kesulitan menembus pasar Amerika, karena orang Amerika lebih suka produk lokal mereka. Sempet kesulitan bikin solusi, dan sempet mentoring sama mentor kita yang kece, kak Wahid STI'12.
Nah, di hari deadline submission, kita belum bikin narasi sama sekali, dan kondisinya sedang Arkavidia, ada yang jadi sekdiv, dan saya sendiri nge-mc di Arkav. Terpaksalah saya baru bikin narasi jam 10 malem (setelah selesai gala dinner Arkav), dan baru submit di akhir-akhir banget. Eh taunya lolos.
Buat final, kita kira disuruh presentasiin case yang TOEX, taunya ada case baru. Case baru ini ngebahas tentang perusahaan Airbus, dan disuruh buat ngasih solusi buat perusahaan Airbus itu sendiri. Waktunya cuma 24 jam. Kita baru ngerjain jam 7 malem di Eduplex Cafe, karena kesibukan masing-masing. Kita bahkan baru nemu ide penyelesaian jam 11 malem, dan langsung mulai bikin slide. Inti solusi kita adalah Airbus harus memanfaatkan BoostAerospace, sebagai Platform as a Service (PaaS) buat stock mereka. Sempet liat-liat catetan waktu saya daftar MSP (Microsoft Student Partner), soalnya di MSP dibahas tentang PaaS sebagai teknologi yang lagi berkembang saat ini.
Di hari-H saya tegang. Bingung mau ngomong apa. Ternyata pas pengumuman, alhamdulillah tim kami menang. Yeay! Semoga jadi pengalaman buat saya kedepannya buat menangin Business Case Competition kedepannya (minimal menangin L'Oreal Technovation sama PMC), dan bisa melangkah ke APEX 2-3 tahun lagi (Aamiin!).
3 besar BIST League 2016


Ngasprak!
Pengalaman terakhir di semester 3 yang bakal saya ceritain, pengalaman ngasprak. Sebagai asprak yang tukang modus baik hati, saya ngasprak di SBM (kelas reguler dan Internasional), dan SITH-S. Di post ini, lebih diceritain soal SBM Inter, soalnya suka duka saya disana :").
Di praktikum pertama, saya bersama kak Alicia dan kak Monik ngaspraknya, dan sempet ngusir 2 orang praktikan (duh maafkan aku). Banyak yang nggak bisa ngerjain, dan dipanggil terus-menerus. Sempet baper gara-gara banyak banget yang manggil.
Di praktikum berikutnya, mereka lebih baik, bahkan makin baik. Seenggaknya manggilnya gak barengan, dan nggak bikin baper lagi. Di praktikum terakhir, merasa sedih juga sih ga bakal ketemu mereka lagi, dan berharap semuanya lulus (btw, nilai mereka nggak ada yang bermasalah kecuali yang ga pernah masuk). Semoga mereka sukses terus, dan semoga bisa ketemu mereka lagi (soalnya rencana ngambil beberapa matkul Manajemen di semester 4-6 nanti).

Masih banyak lagi sih kehidupan saya di semester 3 ini yang mau saya tulis (di HMIF lah, TEC lah, Arkavidia lah, siaran lah), namun nampaknya cukup segini aja yang ditulis, karena kemageran saya untuk nulis.

Bye!

Jumat, 04 November 2016

Kasus Bug Pada Gojek

Bandung, 4 November 2016

Akhirnya gua kembali post setelah menjalani kesibukan yang cukup padat (kuliah - main - rapat - nugas - kuliah lagi - tidur - nonton), dan kebetulan dapet ide buat ngepost tentang topik ini, berhubung masih seger di otak gua.

Setelah 2 bulan nggak menggunakan aplikasi gojek karena trauma go-car yang ngaret 1 jam dan membuat gua dan salah seorang teman gua setia menunggu gocar yang tak kunjung datang dibawah hujannya kota Bandung, akhirnya gua order gojek lagi. 

Sebenernya kepaksa sih, karena di Bandung lagi rawan-rawannya begal, dan kebetulan baru pulang malem habis hearing cakahim HMIF, akhirnya kepaksalah ngeorder (soalnya lagi kere, mahal kalo pake uber).

Singkat cerita, gua ngorder go-ride di aplikasi go-jek. Teng teng! Dalam waktu kurang dari semenit (estimasi turun dari lantai 3 labtek V ke depan labtek V), gua sudah menemukan driver gua, katanya nyampe dalam 2 menit. Ini agak aneh loh, biasanya di Bandung nemuin driver itu butuh waktu 5-10 menitan sendiri.

Oke, akhirnya gua menuju ke gerbang depan buat nyari driver gojek yang kayaknya masih belum nyampe (udah bukan rahasia lagi sih, di Bandung waktu tunggu buat gojek paling lama, sekitar 15-20 menitan, lama banget kalo dibandingin sama Jakarta yang paling lama 7 menitan dan Jogja yang bisa ditunggu sambil beli kopi atau jalan dikit/ 5 menitan).

Setelah nunggu cukup lama, akhirnya gua menemukan driver gua (Yeay!), dan gua liat HP nya dia, ternyata ada tulisan nama gua dan alamat tujuan dari gua (yang pastinya rumah gua). Akhirnya gua naik motornya dia, dan pake helm seperti biasa. Namun pas gua naik, mas mas driver gojeknya bilang, kok nggak bisa diklik status lagi jalan (atau udah jemput guanya, apapun lah namanya). Nah gua kaget dong, jarang-jarang ada kayak gitu. Gua nyuruh drivernya buat close, terus open lagi aplikasi gojeknya (berasa asprak PTI yang ngasih tau ke praktikan cara yang entah darimana bisa bikin suatu program jalan).

Pas nungguin driver ngebuka ulang aplikasi, HP gua bunyi. Nomornya asing. Setelah diangkat, itu ternyata driver gojek yang mau jemput saya, katanya udah deket dari ITB. Kagetlah gua. Kok bisa kejadian begitu, dan di aplikasi gojek driver yang sedang gua naiki motornya masih ada data gua dan alamat gua. Karena udah malem, gua coba liat kebawah, takut kaki drivernya nggak napak (betapa begonya gua percaya cerita gituan). Ternyata masih napak. Berarti orang beneran dia.

Nah pas gua buka aplikasi gojek, ternyata nama drivernya ganti secara tiba-tiba. Wah kok bisa begini ya. Yasudah gua minta maaf ke driver gojek tersebut, karena mungkin ada kesalahan sistem sehingga bisa begini. Akhirnya, gua ketemu dengan driver yang aslinya dan pulang dengan selamat.

Yang gua sayangkan dari kejadian tersebut, adalah adanya bug dalam sistem gojek, yang notabene adalah leading startup di bidang jasa transportasi online, yang katanya nilai valuasinya mencapai 5 Triliun rupiah (bahkan ada yang bilang belasan triliun). Seenggaknya dengan dana yang didapat dari investor, bisa kan merekrut software developer dan tester yang handal dan bisa mencari dan memfixkan bug yang ada. Bayangkan kejadian tersebut terjadi pada beberapa user dalam waktu yang bersamaan, bisa-bisa gojek kehilangan kepercayaan dari user, soalnya user merasa "dilempar-lempar" buat dapet driver, padahal tujuan mereka cuma selamat sampai ke tujuan.

Adanya bug ini mengingatkan gua kepada beberapa isu bug yang ada di gojek dalam setahun kebelakang. Setelah adanya isu ketidakamanan data pengguna (kelemahan sistem keamanan), juga sempet booming kasus bocornya cara hack voucher code, biar selalu dapet tambahan credit (gak tau bener gak tau salah). Intinya, you have a serious problem.

Setelah ngepo-ngepoin (dan masuk soal ujian TI3005 - OMPI gua juga minggu kemaren), ada suatu permasalahan juga sih di gojek, dan nampaknya krusial. Gojek harus mencari pengganti dari VP IT yang baru saja mengundurkan diri, yaitu mbak Ala. Kenapa sih perlu dicari? Ada banyak permasalahan yang menyangkut IT di Gojek, sebagai salah satu startup berbasis IT, tentunya wajib up to date sama dunia IT dan permasalahannya juga, karena ya dunia IT itu dinamis banget, selalu berkembang tiap saat. Sehingga, kesalahan seperti itu bisa diminimalisir, dan masalah-masalah yang ada dulu maupun sekarang solved dan nggak akan terulang lagi di masa depan.

Akhir kata dari gua, semoga bug yang gua temui di aplikasi gojek dapat diperbaiki dengan segera, dan semoga permasalahan yang ada di gojek sekarang ini dapat diselesaikan sebaik mungkin

Senin, 12 September 2016

Ada Apa Dengan Cinta 2 : Gagal Moveon

Tidak ada New York hari ini.
Tidak ada New York kemarin.
Aku sendiri dan tidak berada di sini.
Semua orang adalah orang lain.

Bahasa ibu adalah kamar tidurku.
Kupeluk tubuh sendiri.
Dan cinta-kau tak ingin aku
mematikan mata lampu.
Jendela terbuka
dan masa lampau memasukiku sebagai angin.
Meriang. Meriang. Aku meriang.
Kau yang panas di kening. Kau yang dingin di kenang.

Satu puisi yang ada di awal film Ada Apa Dengan Cinta 2. Setelah menempuh semester yang melelahkan, dihantam PAR dan kawan-kawannya, dan juga menunggu Cinta yang belum moveon dari Rangga, akhirnya gua nonton AADC 2 bersama temen-temen sabu (upal, diar, edbert) buset gaada cewenya. Penasaran aja sih, soalnya pas premierenya barengan minggu ujian dan tubes dan pastinya ga bisa nonton.

Akhirnya, ada kesempatan di sebuah jumat yang cerah dan besoknya libur, dapatlah jam nonton AADC 2 di jam 10 malem. Gapapa lah demi mbak Dian Sastro tercinta.

Di awal film, diceritakan Cinta baru aja dilamar, sementara Rangga nya masih di US, dan kedatangan adik tirinya. Adiknya itu, bilang kalo ibunya kangen ke Rangga, yang udah lama banget gak ditemui. Awalnya ditolak, cuma karena dipaksa terus, jadilah Rangga ke Indonesia lagi.

Di beberapa bagian berikutnya, diceritakanlah Cinta dengan gengnya liburan ke Jogja, dan Rangga ke Jakarta, sempat nyari-nyari rumahnya Cinta yang dulu (elah modus amat mas), lalu ke Jogja buat ke rumah nyokapnya. Singkat cerita, temen-temennya ngeliat Rangga, dan mereka sempet ketemu di sebuah pameran seni. Lalu Cinta ngambek, baper lagi. Lalu besoknya ketemu Rangga, jalan seharian, baikan. Setelah nyampe Jakarta akhirnya ketauan sama tunangannya Cinta, lalu mereka putus, dan Cinta kembali ke Rangga dan gagal moveon.

Di sebagian scene emang gua ga fokus buat nonton, karena upal nontonnya sambil main hp. Ganggu banget, maafkan peliharaan teman aing.

Yang gua pelajari dari film ini, jujur aja, Dian Sastro cakep banget. Makin tua makin cakep. Idaman lah pokoknya. Mau lah gua punya pacar kayak Dian Sastro. Yang kedua, selalu ada kesempatan kedua, bagi mereka yang belum bisa moveon. Ya Rangga udah ninggalin Cinta sekian lama, eh masih dikasih kesempatan, dan dimanfaatkan banget. Akhirnya balikan dah. Alur ceritanya lumayan bagus, theme songnya masih mirip-mirip sama AADC 1 tapi ada yang diremake juga.

Nonton film ini juga bikin gua baper, ya gua termasuk geng gagal moveon. Suka orang setelah sekian tahun, dan masih ga bisa ngungkapi perasaannya #eak #kodebetdah. Setelah nonton ini, gua maen fifa 15 merenungi, masih ada ga sih kesempatan kedua gua buat deketin doi yang disana, atau seenggaknya adakah aku dihatinya. Ya mungkin nggak sekarang, mungkin bisa nanti kita bersama. Kalo kata Afgan nya sih Jodoh Pasti Bertemu. Tapi kata Maudy Ayunda ya Tahu Diri aja.

Sekian review dan sebagian kebaperan saya, makasih bagi pembaca udah mau baca

Senin, 01 Agustus 2016

Catatan Tahun Pertama di ITB

Halo semua, perkenalkan saya Muhammad Faisal Aziz, sekarang telah menjadi mahasiswa Sistem dan Teknologi Informasi ITB 2015. Di blog ini, saya akan membagikan beberapa kenangan saya selama SBMPTN dan tahun pertama di ITB. Semoga bisa menjadi motivasi buat pembaca, atau mungkin buat adik-adik yang mau masuk perguruan tinggi. Enjoy it :)

Dalam seri catatan tahun pertama ini, saya membuat beberapa catatan penting saja yang paling saya kenang. Tentunya kalo menyangkut perasaan pribadi (seperti baper, putus cinta, dan lainnya) tidak akan saya post disini, karena menyangkut kebaikan banyak orang. Berikut adalah list dari postingan catatan lama saya yang baru saya post.

Pengalaman Ikut Tes President University
Pengalaman Intensif dan Tes SBMPTN 2015
Pengumuman SBMPTN 2015
Masa Awal Masuk ITB
Review Semester 1 ITB (Mata Kuliah)
Yakin Nih Namanya Charity?
Review Semester 2 ITB (Mata Kuliah)
AMI 2016 Penuh Cinta
Pengalaman di TEC
Pengalaman Tertipu Berkedok Mengajar

Tentunya tulisan-tulisan saya ini jauh dari sempurna. Terutama dari segi bahasa saya yang sengaja nggak formal. Kalau ada kritik, saran, curhat, dan pertanyaan, bisa dikirim lewat comment, kalau merasa kepanjangan, kirim lewat email aja ke muhammadfaisalaziz@outlook.com. Saya akan bantu semaksimal yang saya bisa.

Akhir kata, terimakasih. Selamat membaca

Pengalaman Bekerja Sebagai Pengajar : Sebuah Pengalaman Pahit

Untuk seri terakhir dari pengalaman saya selama kuliah setahun ini, buat siapapun yang membaca, tolong jangan salah artikan judul yang saya buat. Saya hanya ingin berbagi pengalaman saya selama mengajar saja :)

Saya dulunya sempat ikut OSN dan lomba-lomba di tingkat nasional. Dan mungkin, pengalaman itu yang bikin sebuah lembaga pelatihan olimpiade tertarik buat ngerekrut saya. Dalam kondisi seperti itu, saya bergabung. Ngga perlu sensor-sensoran deh, saya bukan KPI. Lembaga pelatihan Olimpiadenya bernama DERALL OLYMPIAD CENTER. Pimpinannya atau koordinatornya bernama Dicky Fardiana. Kalo nggak salah, alumni Astronomi ITB angkatan 2003 (pernah liat skripsinya), terus juga sempet kuliah di S2 Teknik Geofisika ITB (cuma dropout, sumbernya dari pangkalan data kemendikbud). Kalo gasalah waktu ngestalk, pernah di S2 Fisika UI cuma undur diri juga (kalo gasalah orang, soalnya namanya sama).

Singkat cerita, mengajarlah saya di SMAN 12 Bandung. Letaknya jauh loh dari rumah saya, sekitar 6 km an. Kena macet pula. Yaiyalah, kircon. Dari kampus juga jauh. Tapi deket dari TSM (ini kenapa selalu main ke TSM tiap sabtu). Saya ngajar disana tiap sabtu. 3 jam per minggu. Melihat penampilan Dicky yang sholeh, awalnya saya percaya. Kenapa nggak percaya, orang itikaf aja penuh di masjid. Dibandingin sama saya yang di akhir ramadhan malah menabung tidur. Awalnya juga dia bayarnya tepat waktu, baru pertemuan kedua aja udah dilunasin sampe pertemuan ketiga.

Tapi, makin kesini pembayaran dari dia makin telat aja. Dan saya sendiri nggak cuma ngajar SMAN 12 doang, tapi juga di SMAN 14 (yang ini sih deket dari rumah) tiap senin dan jumat sore. Nah untuk SMAN 12, dia baru bayar sampe bulan oktober akhir itu di bulan desember. Bahkan untuk SMAN 14 belum dia bayar sama sekali sampe detik ini. Padahal, dia selalu merintahin saya buat dateng kesana, bahkan disaat kelasnya gaada orang sama sekali. Terus aing ngajar siapa pak? Ngajarin rumput yang bergoyang kali ya.

Nah, puncak dari keonaran Dicky ini pas saya semester 2. Karena terjepit dengan beban yang diberikan sekolah-sekolah tersebut, dia memaksa kami bekerja di hari Senin dan Rabu juga. Ya kali pak, aing juga punya jadwal kuliah. Beberapa kali saya skip kuliah cuma buat ngajar doang. Dan hasilnya apa? Saya belum nerima pembayaran saya sampe sekarang. Disitu saya merasa sedih.

Dan sebelum OSK, saya baru tahu kalau saya seharusnya dibayar 2 kali lipat dibanding yang diterima oleh saya. Jadi yang saya terima itu udah dipotong setengahnya sama Dicky. Anjir malu aing punya senior yang kayak gini. Kelakuan sosoan alim, eh di tukang mah tukang ngambil hak batur. Hirup deui (Translate : Kelakuan kayak yang alim, tapi dibelakang suka ngambil hak orang lain. Hidup pula).

Di tengah kejengahan saya kepada Dicky, muncullah sebuah harapan. Saya punya nilai tawar. Murid yang saya ajar, lolos ke OSP. Sebuah kebahagiaan sendiri sih mengingat asalnya cuma dari SMAN 12 yang dianggap papan bawah, bahkan untuk sekelas SMAN 5 dan SMAN 2 ngga ada yang lolos di bidang Komputer (kalo soal ini saya sebagai alumni mohon maaf banget). Disana saya merasa agak bahagia juga sih, karena didikan saya berhasil lolos, meskipun udah saya gembleng secara ketat. Ya cara mengajar saya cukup keras sih, dan lebih ke pendekatan personal. Tapi dijamin rame dan ngerti.

Tapi ya tetep aja Dicky gamau bayar saya. Banyak sekali alasannya. Bahkan sampai detik ini, hak saya untuk hasil kerja keras saya di SMAN 14 belum dibayar olehnya serupiah pun. Dan untuk hasil kerja keras saya melatih sampai sebelum OSP di SMAN 12 juga belum dibayar lagi sejak Desember 2015 (dan tunggakannya dari bulan November). Padahal pembayaran dari sekolah sudah tuntas dan seharusnya sudah diserahkan ke saya sejak kapan. Ada juga teman saya yang ditipu disuruh ngajar di Jakarta, ternyata disana nggak ada kegiatan apa-apa. Bahkan kami sering dimarah-marahi oleh dia karena menuntut hak kami. APA YANG SALAH SIH DARI MENUNTUT HAK?

Ternyata setelah sharing sama mantan pengajar tahun-tahun sebelumnya, memang Dicky atau Derall ini selalu bermasalah. Tidak pernah membayar gaji pengajarnya. Bahkan dari pengajar tahun 2010-2011 pun masih banyak yang belum dibayar sama sekali gajinya. Memang itu sempat membuat saya stress dan jatuh sakit, sehingga 3 hari nggak masuk kuliah karena sakit (pernah maksain di hari selasa tapi malah sakit dan muntah-muntah di WC GKU Timur) sehingga ujungnya jadi nggak masuk juga. Dan satu hal yang saya pelajari, jangan mau bekerjasama dengan seseorang, hanya karena dia lulusan PTN X atau karena kelakuannya yang cukup sholeh. Karena Dicky juga sholeh, bacaan Qurannya bagus, terus juga pernah jadi imam tarawih, tapi kelakuannya bejat dan korup seperti itu.

Dan sampai saat ini, chat saya sejak tanggal 28 April 2016 belum diread oleh Dicky Fardiana, dan sampai sekarang dia terus berjanji yang tidak pernah ditepati. Semoga kelak dia akan mendapat balasan yang setimpal atas perbuatannya. Mungkin nggak sekarang, tapi nanti.

Mengingat hal tersebut, karena Dicky katanya "Religius", seharusnya dia paham akan hadist ini
Ada tiga golongan orang yang kelak pada hari kiamat akan menjadi musuhku. Barangsiapa menjadi musuhku maka aku memusuhinya. Pertama, seorang yang berjanji setia kepadaku lalu dia ingkar (berkhianat). Kedua, seorang yang menjual orang lalu memakan uang harga penjualannya. Ketiga, seorang yang mengkaryakan (memperkerjakan) seorang buruh tapi setelah menyelesaikan pekerjaannya orang tersebut tidak memberinya upah. (HR. Ibnu Majah)

Semoga dia segera menyadari kesalahannya, atau dia akan dapat balasannya. Baik dari saya pribadi, atau mungkin dari orang lain. Buat para pembaca, hindarilah seorang bernama Dicky Fardiana, atau lembaga bernama Derall Olympiad Center atau anda akan bernasib seperti saya, atau teman-teman saya.

Pengalaman di Unit TEC-ITB : USB, Jualan, dan TEC Academy

Setelah membahas apa saja yang dilakukan saya selama menjadi panitia AMI, saya juga akan membahas mengenai pengalaman saya di TEC ITB.

Awalnya saya ikut TEC ITB, bareng Andra waktu itu. Pertama kali ikut pertemuan, katanya kaderisasinya bakal dikasih ke pihak ketiga, yaitu USB, saya sendiri lupa kepanjangannya apa. Kalo ngga salah sih University of Life, Successful Lifestyle, Business School. Nama yang kepanjangan buat sebuah lembaga. Karena link referensi saya sudah saya lupa (karena hp rusak jadi savean kedelete juga), dan di google adanya para pemuja siswanya Pak Victor (Pendiri USB), jadi saya gunakan bahasa saya sendiri deh.

Pertemuan pertama diadain di Azalea Room BTC Mall. Lantai paling atas. Ruangan paling adem, AC nya banyak. Saya aja kedinginan karena lupa bawa jaket. Terus toilet deket sana bagus banget, standar hotel lah, gausah bandingin sama WC di ITB, weker (WC Kering) Smunda aja kalah kalo dibandingin sama ginian. Kesan pertama bagus, jadi ya apa salahnya ikut dulu lah. Terus disuruh beli buku "8 Langkah Ajaib Menuju Ke Langit" karyanya Pak Victor Asih. Okelah gua beli. Terus isi formulir wawancara, lebih ke pendaftaran juga sih.

Pertemuan berikutnya di perpus ITB lantai 4, mulailah kekecewaan saya. Kok materi yang disajikan lebih kayak ngebahas isi buku sama pengalaman pak Victor. Bukan ke arah materi yang core atau essential dari bisnis itu sendiri. Kalo masalah numbuhin motivasi, saya percaya sih nyari motivasi bisa dari mana aja. Pertemuan selanjutnya juga sama, ngebahas isi buku lagi. Kali ini deadline tugas yang visualisasi impian sama pembayaran 150 rb. Karena Andra udah transfer ke saya, mau ga mau berangkat ke sana. Nah di akhir sesi ini ngebahas tentang project 1, katanya suruh jual bukunya Pak Victor, ditarget minimal 3 buku biar bisa lolos atau bertahan, atau 5% dari yang paling banyak jual. Nugelo maneh, aing macana ge haroream, dititah ngajual 3 ka batur (Translate : Gila aja lu, gua aja bacanya males. Apalagi disuruh ngejual 3 ke orang lain). Dan saya mulai membaca buku Pak Victor, yang layout sampulnya standar banget kalo gamau dibilang jelek. Yang saya heran, masa menteri sama pak SBY katanya baca yang ginian? Bukan underestimate ya, dari cover aja udah pas-pasan, terus juga isinya biasa banget. Lebih kayak autobiografi. Kecuali bagian 2 yang menurutku juga pas-pasan banget. Agak ragu saya bukunya pernah dibaca tokoh-tokoh yang sering disebut di dalam seminarnya.

Oke, tugas 1, SKIP. GA JUAL SAMA SEKALI WKWKWK. Kalo Andra sendiri jual 3, 1 buat bokapnya, 2 nya lagi dipesen sama temen nyokapnya. Nah saya melakukan prinsip saya, karena jatah maksimal 3 bolos, yaudah saya bolos 3 kali dulu. Di pertemuan berikutnya saya telat parah. Karena katanya di BTC, taunya ngga. Saya kesana disana gaada siapa-siapa. Kesel? Jelas. Terus dari orang USB yang disana juga kayak ngga ngasih solusi gitu. Mana macet pula di pasteur. Akhirnya nyampe ke ITB lagi jam 4.50. Udah mau kelar. Absen dikit, ternyata lagi ada penjelasan project berikutnya yaitu jual nanospray, sama pembalut dll. Eh tunggu, PEMBALUT? Gasalah denger nih aing? Keluar dari seminar saya dan Andra menyindir jualan pembalut. Ya kali aing nawarin pembalut buat pacar aing (waktu itu). Ya kali euy. Ya kali.

Pulang dari kampus, seperti biasa karena malam minggu saya skype-an sama doi tercinta (sekarang jadi mantan sih, ngga tercinta lagi kan). Nah saya candain aja tuh, sekalian sambil curhat disuruh jual nanospray. Terus candain sosoan jual pembalut. Untungnya doi ga marah, malah bilang kalo itu MLM, dan ngga baik. Di bagian ini aing tersentuh banget, dan memutuskan untuk keluar dari USB, apapun konsekuensinya di TEC, entah aing ga dilantik lah dsb. Dan untuk mantan aing, aing suka gaya maneh, cuma sekarang ga suka aja.

Dan beberapa hari setelahnya, saya dan Andra dipanggil oleh para petinggi TEC. Disana dijelaskan bahwa mereka sudah tidak bekerjasama lagi dengan USB, dan penilaian dari USB tidak memengaruhi penilaian TEC. Jadi, silahkan ikut ujian USB, boleh iya atau ga ikut juga gapapa. Alasan lainnya karena takut USB menuju ke arah MLM. Yaa ternyata bener juga sih. Dan akhirnya ketika UAS versi USB, saya dan Andra ga ikutan ujian, malah makan-makan di nasgor mafia sampe kepedesan. Dan ternyata yang ikut UAS USB cuma dikitan.

Besoknya, ternyata ada project jualan. Jualannya bebas, asalkan bisa balikin uang yang ada. Nah karena saya ngga ikutan (saya telat karena sakit), saya ga sengaja ketemu Andra di monju. Waktu itu dia jualan teh. Dan ternyata dia jualan teh yang suka ada di masjid salman. Okd Dra, nice. Akhirnya saya bantuin Andra dan kak Intan (kakak kelas saya waktu SMA dulu) jualan di sekitar monumen perjuangan. Dan banyak banget yang beli di taman gesit. Thanks banget ibu-ibu yang rekomendasiin ngasih kesana.

Minggu depannya barulah saya jualan juga. Jualan Aqua. Kasih harga 5000 an sebotolnya, juga jualan oreo kasih 2000 an satunya. Alhamdulillah laku dan untung 170 rb-an. Selama jualan ini, saya juga dibantu sama Andra buat jualannya.

Setelah masuk TEC, saya ikutan TEC Academy. Lebih ke ngebahas gimana bikin startup dan sebagainya. Namun sampe sekarang, belum ada pertemuan lagi, kayaknya karena pematerinya masih kurang banyak.

Sekian pengalaman dari saya. Kalo ada pengalaman baru pasti saya edit disini kok.

Pengalaman Menjadi Panitia AMI

Oke, setelah nulis tentang review semester 1 dan 2, saya mau nulis sedikit pengalaman saya menjadi panitia ITB Day, atau lebih dikenal oleh dede-dede gemes sebagai AMI (Aku Masuk ITB).

Saya sendiri sudah tau acara ini dari kelas 11, waktu itu ada temen yang ngajak kesana, cuma waktu itu ngga bisa karena syuting dan aing lupa siapa orangnya. Siapapun maneh, aing cinta maneh. Kelas 12 juga sempet ke ITB Day, ngeliat stand-stand yang ada disana. Dan saya dateng sama temen saya dan ada seorang paparazzi yang motoin aing.

Karena udah pernah kesana, ngga ada salahnya dong ikut nyoba jadi staff panitia. Di AMI 2016 ini, saya jadi staff bidang Litbang, atau lebih enaknya disebut dengan Research and Development (RnD). Dan lebih uniknya lagi, kadiv Litbang ITB Day 2016 ini bernama sama seperti saya. Kadivnya bernama kak Faisal, dari Teknik Kimia 2014. Litbang ini lebih ke arah bergerak bareng sama paguyuban-paguyuban yang ada di ITB untuk memberikan materi tentang masuk PTN ke daerah-daerahnya masing-masing sekalian mencari dede-dede gemes yang terpendam disana. Tapi juga kita mengontrol juga kualitas materi yang diberikan melalui survei yang diberikan kita.

Saya juga ikut roadshow ke SMA tercinta berjayalah sepanjang masa, SMAN 2 Bandung. Disana saya sama Zakki mempromosikan tentang jurusan-jurusan yang ada di STEI, dan macam-macam jalur masuk ITB (yang ini harusnya anak 2 tau. Masa Charets'16 ga tau sih babuk ku aing mun teu apal keneh). Sayangnya menurut saya pribadi materi nggak tersampaikan dengan baik. YAIYALAH, ORANG 1 FAKULTAS DIKASIH WAKTU CUMA 2 MENIT. COBA BANDINGIN SAMA UNPAD YANG SEFAKULTAS DIKASIH WAKTU 10 MENIT. Terus sepertinya muka-muka imut kami belum mampu mencapai perhatian mereka, terbukti dengan Charets'16 yang keterima Unpad lewat SNMPTN jauh lebih banyak dibanding yang keterima ITB, hampir 2 kalinya kalo ngga salah, padahal biasanya yang keterima Unpad lewat SNMPTN sepertiganya yang keterima ITB (tahun saya setengahnya).

Nah setelah masuk kampus, saya ngereview isi dari survei yang dilakukan oleh panitia Litbang AMI kepada siswa-siswi kelas 12 di seluruh Indonesia. Dari survei kepada ribuan dede emesh siswa kelas 12 ini, masih banyak yang belum tau SNMPTN dan SBMPTN. Ini fatal loh, mengingat udah masuk semester terakhir mereka di SMA. Bahkan ironisnya, masih ada yang ngga tau padahal sekolahnya di Bandung, pusat kota. Di Dago Pojok (NO MENTION YA). Kadang saya merasa sedih liat surveinya.

Dan inilah yang melandasi saya untuk bener-bener bekerja selama AMI 2016. Kenapa? Saya ingin informasi mengenai masuk PTN tidak hanya ada di sekolah-sekolah di kota-kota besar aja. Saya juga ingin mereka yang ada di daerah mengetahui juga informasinya, dan semoga juga mereka punya mimpi untuk melanjutkan kuliah, syukur-syukur kalo mereka mau masuk ITB. Karena bagi saya, motivasi dalam diri itulah yang melandasi mereka untuk melakukan sesuatu, bahkan untuk masuk PTN, kalian butuh motivasi yang bikin kalian mau masuk ke PTN tersebut dan jurusan tersebut. Kalo hidup tanpa motivasi, itu udah bagaikan mayat hidup aja. Tinggal menunggu mati doang, atau menungu datangnya fajar lalu terbakar.

Oke, saya kembali ke topik awal. Selama ITB Day 2016, saya berada di sekitar CC Barat dan CC Timur buat ngesurvei pengunjung, tentang kesan ITB Day. Kesan mereka pada umumnya baik. Sayangnya kurangnya peta untuk menunjukkan stand-stand jurusan, dan penandanya juga masih kurang, itu yang harus diperbaiki. Selain itu, mayoritas pengunjung juga kecewa dengan tourlab, dimana mereka harus ngantri tapi tetep nggak dapet bagian untuk tourlab. Kekecewaan ini yang mungkin akan jadi evaluasi untuk kedepannya. Terus juga seminar banyak yang nggak dapet.

Di akhir acara, saya merasa bahagia. Karena melihat wajah dede-dede gemes mereka yang bahagia juga, setelah seminar dan mereka dapet info baru dan motivasi baru untuk melanjutkan pendidikan mereka. Semoga kita bertemu lagi di kampus ITB ini. Dan semoga saya diberi kesempatan untuk tetap bisa memberikan informasi, semangat, dan motivasi kepada adik-adik diluar sana yang ingin melanjutkan pendidikan namun menemui banyak kendala.

Dengan Cinta,
Muhammad Faisal Aziz
18215044

Review Semester 2 di STEI ITB

Oke, saatnya saya ngepost tentang semester kemarin, semester yang penuh dengan ujian. Walau badai menghadang, ingatlah ku kan selalu setia menjagamu, berdua kita lewati jalan yang berliku tajam, saya tetap selamat kok lewatin semester ini.

Di semester ini saya mulai mengenal cabut-cabutan pas kuliah. Ya beralasan sih, tapi kalo diinget ujungnya nyesek juga (mungkin akan dibahas di post lain). Terus juga UTS PAR dan Fisika yang penuh kebaperan karena aku cinta dia *eaa, dan sempet putus di awal semester (yang ini ngga ngefek sih). Di semester ini juga banyak temen saya yang jarang masuk, dan mulai ilang-ilangan, termasuk teman dekat saya yang ngga masuk kelas fisika setelah UTS namun absennya tetap penuh. Namun, dibandingkan yang lain, cabut saya lebih beralasan kok.

1. Matematika IIA
Dengan dosen yang sama, kelas Matematika IIA harusnya lebih menyenangkan. Tapi sayangnya saya terlalu capek, dan sering tertidur di kelas. Tiap selasa harus ada kuis juga, jadi saya belajar di kelas kimia (kebetulan kelas kimia sebelum kelas Matematika). Kelas yang hari senin beberapa kali nggak masuk karena bentrok sama jadwal magang saya, dan kamis juga karena saya kelelahan di magang hari rabu, atau kelelahan habis praktikum di hari rabu. Setelah UTS, selama Pak Yudi seminar di luar negeri saya dan teman-teman saya cabut bersama untuk nonton Batman v Superman. Yang jadi provokatornya tidak lain dan tidak bukan tentunya saya (cuma sekali seumur hidup, jangan ditiru). Tapi ya saya tetap bertanggung jawab dengan belajar dari buku Purcell dan Schaum Outlines di waktu senggang saya. Dan waktu pelajaran Matematika ini sering saya gunakan untuk belajar matkul lain yang nggak saya mengerti. Meskipun begitu, nilai Matematika IIA saya ini bisa dibilang paling bagus dari nilai-nilai matkul lain yang saya ambil di semester ini.

2. Fisika IIA
Sebenarnya cara Pak Fiki menerangkan sangatlah enak, dan saya pun masih bisa mengerjakan soal-soal yang diujikan pada saat UAS. Tapi sayangnya, kebaperan yang melanda saya selama UTS Fisika dan faktor mental breakdown karena UTS PAR terlalu kuat, sehingga nilai UTS saya anjlok, namun masih tertolong oleh UAS saya yang bisa dianggap bagus (80-an kalo ngga salah), jadi indeksnya tetap sama kayak semester kemarin, tapi sama kayak Matematika IIA. Di semester ini juga, praktikumnya nggak terlalu ribet kayak semester satu, cuma bikin laporannya cukup menantang. Dan matkul ini, absen saya alhamdulillah masih 100% sampai akhir semester.

3. Kimia IIB
Saya bisa menganggap matkul ini adalah matkul dimana saya paling pantas mendapat nilai yang keluar. Nggak pernah merhatiin di kelas (soalnya belajar kalkulus atau tidur), terus juga ujian selalu belajar H-1 (UAS malah belajar J-3). Nggak ikut UP, rasanya indeks naik karena harian bagus sudah sangat menolong.

4. Dasar Pemrograman
Mata kuliah khas jurusan IF yang bikin mayoritas anak yang mau masuk IF jadi batal. Awal semester saya indah, karena yang mengajar adalah Pak Saiful Akbar, dan beliau sangat baik dalam mengajar. Kuis dan ujian selalu dapat saya kerjakan dengan baik di awal semester, sampai setelah UTS beliau digantikan. Setelah itu, performa saya menurun tajam. Bahkan saya babak belur dihajar tubes dan praktikum yang nilainya tak kunjung baik apalah arti aku menunggu bila kamu tak cinta lagi

5. Pengantar Analisis Rangkaian
Dulu namanya DRE (Dasar Rangkaian Elektronik). Sebenernya ada alasan lain, karena nilainya D oR E, kalo nggak D, ya E. Setelah diganti sama PAR, ya nilainya jadi PARah. Setengah kelas saya dapet nilai D dan E. Tbh, sebenarnya saya bisa ngerjain soalnya, cuma pas UTS saya gagal total karena kebaperan saya. UAS dan kuis belum bisa menolong, padahal UAS saya bisa benar cukup banyak.

6. Pengantar Rekayasa dan Desain 2
Dosen yang sama dengan dosen PAR, namun disini lumayan enak. Minggu kedua kuliah sudah UTS (kalo gasalah 4 Februari UTS). Terus tugas bikin robot Lego Mindstorm tiap minggu, laporan juga tiap minggu. Dan UTS saya sempat telat 15 menit tapi ngerjainnya ga nyampe 15 menit udah kelar. Tubesnya bikin robot rubic solver. Lumayan menantang. Satu-satunya matkul yang memuaskan saya di semester ini. Terus karena tugas boleh dibawa pulang, jadi saya datang ke kelas cuma buat absen, lalu langsung pergi main (entah ke ciwalk atau ke bec buat sekedar jalan-jalan. Pernah ke ciwalk buat makan-makan di mujigae).

7. Tata Tulis Karya Ilmiah
Kalo dipikiran kalian dosennya bikin ngantuk, itu salah besar. Justru sama pak Amas kita akan melek selama 2 jam, selain beliau tepat waktu, juga merhatiin mahasiswanya jadi nggak bisa tidur. Selain itu, UTS kami sempat diulang karena kami salah menulis nama Pak Amas, dengan ditulis tanpa gelar. Dan ada seorang teman saya yang menulis "Amas" saja, sehingga dimarahi oleh pak Amas. "Memangnya saya teman kamu?" Kata beliau. Ada-ada saja. Tubes TTKI yang jadi prasyarat buat UAS juga lumayan menantang, disuruh buat makalah yang berkaitan dengan STEI, saya bersama Faudy dan Hendra membuat tentang Model Pencegahan Penipuan Transaksi Belanja Daring, yang setebal 60 halaman lebih tebel dari rata-rata skripsi

Selain sibuk kuliah dan sempat magang (ceritanya akan saya post nanti), saya juga ikut kepanitiaan AMI, dan Pemira MWA-WM. Saya juga ikut PLO dari STEI ITB. Saya juga rajin ikut perwalian yang diselenggarakan oleh STEI karena ngincar konsumsinya. Selain itu, saya juga masih bisa santai main-main poker dan frekuensi jalan-jalan saya makin bertambah.

Oh iya, selama 3 kuesioner, saya selalu memilih Sistem dan Teknologi Informasi (STI) sebagai pilihan pertama saya. Alasan saya memilih STI adalah saya tertarik sama manajemen dan IT, dan pengen ngegabungin keduanya, terus lebih tertarik ke analisis bisnis juga.

Oke, sekian review dari saya tentang perjalanan saya selama semester 2 di STEI ITB

Charity? Yakin?

Tulisan ini sengaja saya tulis di blogku tercintah setelah melihat banyaknya tawaran-tawaran untuk charity dari orang-orang luar yang ada di sekitar kampus ITB (malah ada yang nawarin di depan perpus mampus lu njir. Selain buat sharing, tulisan ini terinspirasi dari blognya mbak Jessica Yamada tercintah yang gemesin banget. Kalau dia punya pengalaman kena begituan di mall, saya kenanya di kampus. Bukan sekali, bukan dua kali. Tapi berkali-kali. Selama saya TPB bahkan sampe udah dapet jurusan pun kena terus.

Pertama kali kena waktu itu di minggu ketiga kuliah. Di sebuah hari sabtu yang damai, setelah saya interview buat masuk AIESEC, dimana saya berkeringat dingin karena gugup jawab pertanyaan pake bahasa Inggris (kebiasaan bikin jawaban di bhs Indo terus ditranslate). Dan kebetulan waktu itu Eititu Cafe belum buka. Jadi lewatlah saya di dekat Masjid Salman bukan mau sholat, tapi mau beli makanan. Karena mungkin Tuhan mau menegur saya yang lebih mementingkan urusan perut dibandingkan ibadah, maka hadirlah seorang mas-mas dan mbak-mbak yang berpakaian cukup rapi, dan mencegat saya. Kata masnya sih dia sedang berusaha untuk belajar berkomunikasi, jadi ikutan organisasi yang katanya bergerak di bidang pengobatan untuk anak-anak pengidap leukimia di Indonesia (nama organisasinya saya lupa). Sebenernya saya nggak terlalu nangkep poin yang dijelasin sama si mas-mas nya itu, tapi ya keburu kasian juga soalnya kasian sama anak-anak pengidap leukimia di Indonesia. Ya taulah, biaya pengobatan leukimia juga mahal, sekali terapi bisa sampe jutaan. Kan bagus juga ada organisasi yang berjuang buat itu.

Nah terus si mas-masnya nawarin alternatif buat donasi, yaitu beli buku berisi voucher yang harganya 100 ribuan, isi vouchernya ada voucher karaokean, makan, dan lainnya yang saya lupa isinya apa. Nah jadi makin bingunglah saya. Buat apa beli buku yang berisi donasi, kalo saya bisa jadi donatur tetap yang besaran sumbangannya makin jelas. Nah saya awalnya mau ngecek sih, saya bilang aja ngga ada uang. Tapi mas-masnya ngotot, kan ada ATM lah. Yaudah, saya pura-pura ke ATM (karena niatnya nyumbang meskipun udah agak kesel sih, sebenernya ngga ke ATM cuma ke KKP beli minum doang, di saku waktu itu ada uang 6 lembar 100 rb an sebenernya). Yaudah akhirnya saya beli 1 buku doang. Tanpa dibaca ini itunya.

Nah setelah saya googling nama yayasannya, ternyata banyak kasus seperti yang dituliskan di blognya kak Jess panggil gini aja kaliya biar sosoan akrab. Ya emang sih cuma sekali seumur hidup (katanya) dan besarnya cuma 100 rb. Tapi ternyata yang disumbangin ke yayasan tersebut cuma 10% nya. Artinya dari 100 ribu itu, yang disumbangin cuma 10 ribu doang, 90 ribunya kemana? (Kemaren-kemaren jadi 30% sih, tapi tetep aja kecewa). Saya niatnya nyumbang 100 ribu langsung loh mas mbak, bukan cuma 10 ribu doang. Saya baru nyadar pas buka bukunya, dan saya nggak tertarik buat vouchernya, karena niatan saya bukan itu. Saya jujur aja lebih tertarik jadi semacam donatur tetap.

OKD. Saya kena *brb slams kepala belakang*

Pengalaman kedua kena, yaitu pas pulang dari perpus. Jadi karena saya kecapean habis main basket, saya tidur di perpus di ruang koran di lantai 3. Setelah pulang dan membaca pengumuman di depan perpus, 3 orang mas-mas mendatangi saya. Katanya dari yayasan anak. Nawarin buku voucher gitu. Jujur saja saya nggak bawa uang dan nggak bawa apa-apa. Orang habis maen basket doang di kampus. Mana mungkin bawa uang kalo bawa keringat mungkin lah. Nah karena saya udah tau, saya pura-pura liat bukunya aja. Ternyata yang disumbangin cuma 10%. Lagi-lagi bukunya ada cap dari GRANTON ADVERTISING. Karena udah tau, saya berkelit aja ngga punya uang, dan emang beneran gaada uang sih. Siapalah yang buat maen basket di kampus sampe bawa uang ratusan ribu. Mana ada elah. Dia maksa katanya mau anterin sampe ATM. YAKALI MAS SAYA BAWA ATM BUAT MAEN BASKET DOANG. Seharusnya dia bisa liat sih dari saya yang keringetan dan lemes pula. Di jalan mau balik ketemu mas-mas yang berbeda, 2 orang dari arah Labtek Biru, jalan lewat jalan diantara Oktagon dan TVST, nyamperin saya. Nawarin buku voucher yang sama. Saya bilang aja udah ke mas-mas yang di deket perpus. Gila aja, di dalem ITB masif banget operasinya sampe ke dalam kampus.

Pengalaman ketiga kena yang ginian lagi, di awal semester 2. Kebetulan waktu itu pas banget baru ambil duit, jalan di parkiran SR. Karena saya ngga ada niat baik buat beginian dan sudah tau kedoknya, ditambah saya mau main sama temen-temen ke Ciwalk, saya jelas nolak. Dikepung 3 orang bisa berkelit juga nunjukin saku ga bawa apa-apa, padahal isinya ada sih di saku belakang wkwk.

Pengalaman keempat kena lagi di depan salman. Modus sama seperti pengalaman pertama. Karena ngga ada mbak-mbak yang cakep, skip aja dengan gampang.

Pengalaman kelima kena di masjid salman. Yang ini yang ngedoktrinnya mbak-mbak yang cakep. Wah mantap tuh sayang aja jadi bagian buat ginian. Katanya sih vouchernya bisa buat dipake di cafe yang kata dia romantis buat jalan sama pacar. Terus juga ada voucher buat perawatan buat pacar saya. Lah gimana caranya mau beli kalo ditawarinnya gini. Saya aja ngga punya pacar, gimana mau beli mbak kecuali mbak mau jadi pacar sewaan, okelah saya beli mayan tuh vouchernya 3 kali makan. Karena nawarinnya gitu, dan ditambah kondisi yang lagi buru-buru, saya tolak lah tawaran tersebut. Dan baru 3 hari yang lalu ngeliat mbak-mbak yang sama ada di masjid salman lagi nawarin yang sama.

Dari kasus 5 kali kena yang ginian, meskipun cuma sekali yang beneran kejebak, bisa dilihat polanya. Bilangnya lagi belajar berkomunikasi, terus bilang ke saya "nanti vouchernya bisa dipake masnya buat bla bla bla loh". Kata-katanya kayak udah terprogram gitu, sama kayak kata-katanya Judy di Avatar The Legend of Aang yang diprogram sama Dai Li. Okelah, dari kasus itu, saya bisa liat mereka lebih ke arah jualan buku, bukan ke arah donasi. Seharusnya, kalo mau cari donatur, coba tawarin opsi jadi donatur tetap, saya juga dengan senang hari bisa gabung. Banyak banget kasus yang ternyata pemicunya sama, yaitu Granton, yang merupakan pemroduksi dari buku-buku laknat voucher ini, yang jelas menurut saya mereka bukanlah volunteer, tapi jatohnya mereka itu sales. Mereka memanfaatkan amal untuk kepentingan pribadi, seperti yang dipost di blog ini.

Pesan saya kepada pembaca yang budiman, hati-hati kalo di sekitar kampus anda, atau di mall banyak sales-sales berseliweran menyapa anda dengan alasan kegiatan amal. Lebih baik menyumbangkan untuk yang lebih jelas. Terimakasih

Review Semester 1 di STEI ITB

Setelah menulis cerita tentang masa awal masuk kuliah, saya akan menceritakan mengenai kuliah saya di semester pertama saya di STEI ITB, atau mungkin lebih ke kehidupan saya di ITB secara umum.

Meskipun saya bisa dianggap cukup bandel untuk kalangan anak STEI, tapi seenggaknya kehadiran saya di semester pertama kuliah ini sangat tinggi, mencapai 100% gapake tipsen dan cabut ditengah loh, dan belum diusir dosen juga. Pencapaian ini terbilang terbaik lah selama kuliah sejauh ini, mengingat waktu itu saya masih rajin masuk meskipun di kelas ujungnya main game poker di belakang kelas.

Karena belum mengenal yang namanya cabut kuliah, dan masih rajin-rajinnya masuk kuliah, saya palingan main tiap akhir minggu aja. Ke TSM lah sehabis saya ngajar. Mayan lah hedon-hedon dikit.

Oke, langsung aja saya review semua matkul yang diambil di semester pertama. Karena masih TPB, matkul yang diambil sama aja kayak fakultas/sekolah lain.

1. Matematika IA (Dosen : Pak Yudi Soeharyadi)
Beliau baik banget kalo ngajar, dan lumayan ngerti sih pas dijelasin. Sayangnya, saya cuma ngerti teorinya aja tanpa banyak latihan soal. Jadilah hasilnya ngga sesuai dengan harapan. Diantara semua matkul yang diambil selama semester 1, nilai Kalkulus inilah yang paling rendah meskipun ngga jelek-jelek amat sih

2. Fisika IA (Dosen : Bu Fatimah Arofiati Noor)
Materi yang diberi beliau singkat namun sangat jelas. Selain itu, beliau juga sabar dalam mengajar anak-anak kelas saya, bahkan sampe ada yang telat 1,5 jam pun ngga diusir. Nilai RBL yang diberikan beliau juga sangat bagus, dan anak-anak kelas saya juga sangat mengerti materi yang disampaikan oleh beliau, karena beliau tidak pernah memberikan slide kepada mahasiswa, agar kami mencatat. Praktikum selama di LFD pas semester 1 juga cukup mudah, tentang mekanika pada umumnya, dan asistennya baik juga

3. Kimia IB (Dosen : Pak Aminuddin Sulaeman)
Jujur aja, kimia dengan Pak Amin cukup menyenangkan. Karena beliau mengajar cukup jelas, dan selalu menjawab saat kami memberikan pertanyaan.

4. Olahraga (Dosen : Bu Rini)
Olahraga mungkin jadi matkul paling menakutkan bagi mayoritas anak STEI. Karena, buat A minimal 12 menit (zamanku sih begitu). Dan waktu diatas 16 menit sudah pasti nggak lulus (buat cowo tentunya). Ada 3 tes lari, yaitu di awal (buat patokan), UTS (bobotnya 25%), dan UAS (bobotnya 40%). Selain itu ada juga tes Teori dengan bobot 15% dan soalnya teramat sulit dan beda dari fotokopian KKP dan tes renang dengan bobot 10%. Tes awal sih, hasilnya 12 menit 51 detik. Dan itu sudah lumayan bagus sih menurutku, karena sesuai harapan. Selanjutnya tiap minggu kami lari 4 keliling dan dihitung waktunya. Awalnya lariku payah, 4 keliling hampir 9 menit, tapi seiring waktu, 4 keliling nggak sampe 6 menit (di minggu terakhir kuliah, 4 keliling cuma 5 menit 58 detik). Strategi buat lari cepet, yang penting push terus jangan sampe berhenti. Jogging sih ngga apa-apa.

5. PTI-B (Dosen : Bu Nur Ulfa Maulidevi)
Matkul PTI juga merupakan matkul yang menyenangkan. Karena pake bahasa pemrograman Pascal, yang mirip-mirip sama notasi algoritmik biasa. Bu Ulfa juga mengajarnya baik dan gampang dimengerti. Praktikum-praktikum yang dilakukan 2 minggu sekali juga baik-baik aja, meskipun saya pernah ceroboh salah mengirim file, tapi semua praktikum yang saya submit secara gak ceroboh alhamdulillah dapet nilai 90-100 an. Ujian PTI-B juga masih terhitung gampang kok, soalnya sudah pernah dijelaskan sebelumnya.

6. Bahasa Inggris : Critical Reading (Dosen : Pak A. Gumawang Jati)
Nah bapak dosen yang satu ini sangat baik dalam mengajar. Gak nyesel lah pernah diajar sama beliau. Kuliah cuma 45 menit tiap minggu tapi tiap materi ngerti. Terus, tugas-tugas yang ada direview secara bener-bener sama beliau sehingga kita bener-bener paham sama kesalahan kita, dan nggak ngulangin kesalahan kita lagi. Latihan dari Pak Gumawang di situs tanpadinding juga sangat berguna buat persiapan UTS, dan tipe-tipe soalnya mirip sama tipe-tipe soal UTS dan UAS. Selain itu, pas belajar disuguhin video jadi kelas kita menarik.

7. Pengantar Rekayasa dan Desain 1 (Dosen : Pak Ary Setijadi)
Untuk kelas PRD semester 1, saya tidak memiliki banyak kenangan. Karena beliau digantikan oleh asisten dosen, dan kelas sangat jarang (kalau nggak salah hanya 2 kali selama satu semester). Tugasnya cuma bikin video tentang engineering, bikin jembatan kertas dan menara kertas. Terus yang bikin kami agak bingung adalah waktu asistennya bilang nggak ada UAS, tapi ternyata ada UAS. Dan Asdosnya malah nanya ke kami uasnya kapan setelah UAS selesai. Mayoritas kelas PRD saya selama semester ini dihabiskan dengan tidur dan menonton yang lagi main dota (kebetulan Macbook Air ngga kuat buat ngedota). Jadilah matkul ini disebut Pengantar Rekayasa dan Dota.

Selain itu, saya selama semester 1 juga aktif di kegiatan Unit dan kegiatan kepanitiaan seperti Pemira KM ITB (komdis dabes lah pokoknya). Tapi juga saya nyempetin diri buat main poker sama temen-temen dan juga main sama beberapa teman saya yang dari luar negeri, sambil ngajarin mereka bahasa Indonesia juga. Mereka baik kok, cuma sayangnya kita ngga terlalu sering bergaul sama mereka dan aing kangen sama maraneh temen-temen aing yang bule dan juga dari Asia timur. Pokonya semester 1 ini semester paling santai dan berkesan di hati ini selama di ITB sejauh ini.

Masa Awal Masuk ITB

Setelah keterima STEI ITB, saya akhirnya daftar ulang. Saya mendapat NIM 16515248. Pada hari minggu, ada gladi sidang penerimaan mahasiswa baru. Disana suasananya rame banget. Dan saya duduk di sebelah temen-temen selama SMA. Sehabis gladi penerimaan yang cukup garing, saya makan di tunnel sama anak-anak STEI 2015 (meskipun saya nggak makan, cuma ikutan main poker doang). Disanalah saya ketemu teman-teman yang akhirnya menjadi teman jahiliyah saya selama TPB baru, yaitu Andra, Luthfi, dan Adam. Setelah main poker, kami makan bareng di Gelap Nyawang, kalo nggak salah makan nasgor bareng.

Besoknya, pas sidang penerimaan anak-anak STEI kececer di beberapa bagian, ada yang di sayap kiri, sayap kanan, dan di tengah. Saya sendiri kebagian di tengah dan jarang kesorot kamera. Kebetulan banyak banget yang kesorot kamera pas lagi tidur (tbh, orasi ilmiah pas sidang penerimaan itu lama, sekitar 1 jam, dan itu boring banget). Orasi ilmiahnya mengenai potensi industri gadget di tanah air, dengan analisis pasar dan teknologi oleh pak Adi (kalo ngga salah). Beliau adalah dosen STEI juga, dan sayangnya belum pernah mengajar saya. Meskipun menurut yang lain kurang menarik, topik ini cukup menarik buat saya, soalnya bidang saya waktu itu, yaitu STEI, dan saya juga dulu punya mimpi untuk membuat industri gadget di Indonesia, yang menurut saya pasar saat ini cukup baik dan teknologinya berkembang pesat. Di sidang itu saya duduk sebelahan sama Gian dan Devin Alvaro, yang dua-duanya ngantuk bareng juga.

Hari kedua, itu kuliah wawasan dari ITB. Karena datang agak mepet sama jam masuk, saya dapat kursi paling belakang, dan sialnya sinyalnya paling jelek juga disana. Jujur saja, saya ngga begitu merhatiin penjelasan dari pemateri malah sampe cabut cuma sayangnya ketauan protokoler. Sehabis istirahat, kita semua makan-makan (konsumsinya gratis wkwk). Sehabis itu ada materi tentang lingkungan kampus, yang sayangnya lagi-lagi ngga merhatiin gara-gara ketiduran.

Hari Rabunya, ada penjelasan tentang Perpustakaan dan tentang Fakultas. Penjelasan tentang fakultas dipimpin sama pak Jaka Sembiring selaku Dekan STEI, dan lebih ke arah perkuliahan selama di STEI. Keesokan harinya saya memasuki masa-masa SMSP, yaitu Strategi Menggapai Sukses Pribadi, yaitu seminar yang diadakan oleh LTPB-ITB. Pematerinya waktu itu Pak Emir dan Kak Sigit. Materi dari Pak Emir bisa dibilang bagus, sayang penyampaiannya terlalu ngebut dan kak Sigitnya juga terlalu dibully oleh anak-anak kelas saya. Selama 2 hari itu kami belajar tentang motivasi diri, terus juga SWOT, dan manajemen waktu. Saya juga sempet kesasar waktu pertama kali ke GKU Barat, karena gedungnya rumit banget tangga-tangganya. Sampe lieur aing muter-muternya, mana lantai 2 GKU Barat itu setinggi lantai 3 di gedung lain lagi

Hari Sabtu, karena saya lulusan SBMPTN, saya harus psikotes dulu. Psikotesnya di GKU Timur ruangan 9231 (saya kira lantai 3, ternyata lantai 4). Dan ternyata tangga di GKU Timur itu ga serumit di GKU Barat tapi lebih bikin aing cape sih naiknya. Ternyata psikotesnya lama banget, ditambah dengan ngerjain soal tes penjumlahan kertas yang kayak koran itu. Setelah itu saya sama Andra sholat dulu di BATAN, dan ikut tes bahasa inggris di Sabuga. Sebenernya ngga begitu susah sih, cuma bagian listeningnya cepet banget dan hampir ngga kedengeran.

Senin, 17 Agustus 2015, saya mengikuti upacara bendera di lapangan Saraga. Sebenernya ngga kayak upacara sih, soalnya ngga ngerasa gitu juga. Habis itu kumpul kelompok OSKM 88, dan ngerjain tugas OSKM di Cafe Halaman. Besoknya, ada SSDK, atau Seminar mengenai Strategi Sukses di Kampus. Pematerinya Kak Naufalino Fadel (yang nantinya jadi Kadiv aing di Eksternal MSTEI Kadiv tergokil terkece terbaik bangsa lah pokoknya) dan Kak Ruth dari MTI. Materinya mirip-mirip sama SMSP sih, cuma lebih luas lagi. Nah disini kakak-kakaknya enak, bisa dinego waktu baliknya, jadilah kami pulang sejam lebih awal dari jadwal kurang baik apa kan. SSDK ini berlangsung selama 2 hari, lalu besoknya OSKM.

Untuk OSKM 2015, nggak akan saya ceritakan disini, karena biar adik-adik dan dede-dede emesh tercintah mengalaminya keseruannya sendiri. Oh iya, kebetulan kalo adik-adik 2016 beruntung, bisa ketemu saya di Integrasi 2016, cuma sayangnya saya ngga akan terlalu banyak keliatan soalnya aing tersembunyi.

Untuk review selama masa kuliah, akan dibahas di post berikutnya. Terutama misuh-misuhnya juga bakal dibahas kok.

Terimakasih sudah membaca post yang ala kadarnya ini.

Minggu, 31 Juli 2016

Monbukagakusho, dan Pengumuman SBMPTN

Nah setelah saya membahas pengalaman persiapan SBMPTN dan pas SBMPTN disini, saya bakal ngebahas apa yang saya lakukan sehabis SBMPTN.

Setelah SBMPTN, saya kembali ke rutinitas normal. Cek LINE, chat sama temen-temen (Dynar, Fakhmi, Charles, Hans, dan lain-lainnya) yang biasanya makin absurd di malam hari, dan tidak lupa banyak sekali "kuliah" umum disana. Kuliah mencari cinta keles, haha.

3 hari setelah SBMPTN saya berlibur ke Ciwidey. Kedoknya doang liburan. Liburan apaan. Kena macet di Kopo, berasa beda dunia lah sama Bandung. Beda dunia gara-gara pulang makan waktu hampir 4 jam. Gila, udah kayak Bandung-Jakarta aja, bedanya lebih lama dan lebih pendek rutenya.

Selanjutnya memasuki bulan puasa, seperti biasa ada bukber. Saya bukber sama temen-temen lama yaitu anak-anak Gasrak. Terus dilanjut bukber kelas dan dilanjut bukber SMP pada waktu itu. Untungnya bukber SMP ngga sampe jam 12 malem kayak zaman saya SMA kelas 12.

Sudah melewati separuh Ramadhan, dan bukber sudah banyak yang dilalui oleh saya. Tiba saatnya saya hari H pengumuman Monbukagakusho, dan H-2 pengumuman SBMPTN 2015.

Jam 12 saya ketiduran waktu itu, bangun lagi jam 2. Ternyata pengumuman Monbu sudah keluar. Dan diluar dugaan, saya nggak lolos LAGI. Temen saya yang N1 juga nggak lolos. Saya ngga tau indikatornya apa. Banyak temen-temen saya yang kaget juga. Banyak yang motivasiin, bilang kalo saya jodohnya keterima SBMPTN. Memotivasi banget sih. Aing cinta kalian

Jadilah impian saya kuliah di luar negeri sirna, tapi ya sepertinya lebih baik disini, rumah kita sendiri. Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa. Semuanya ada disini KOK JADI NYANYI SIH. Lagian juga kata teman saya, yang janjian kuliah bareng di Jepang kalo keterima Monbu, lebih baik S2 aja kuliah di luar negerinya, semoga bareng ya. Sayangnya di tahap awal saya sudah gagal, dan dia baru gagal di tahap selanjutnya. Tapi ya semoga aja kita bisa kuliah bareng nanti pas S2, kalo bisa sih ke Eropa aja (London kek, gua pengen S2 di Business Analytics UCL nih). Pokoknya apapun itu, Aing Cinta Maneh lah.

Lanjutlah pengumuman SBMPTN. Jam 5 sore. Udah mantengin komputer buat siap-siap juga nerima kata maaf atau nerima kata diterima di Sistem Informasi UI. Ya soalnya nilai hasil Quick Count jauh dibawah target pribadi.

Target Pribadi
TKPA isi semua, benar palingan 80-an
Matipa 30 menit isi 8
Fisika 30 menit isi 13
Kimia 20 menit isi 10
Biologi 10 menit isi 6

Yang ternyata hasil saya dibawah itu, karena kesalahan saya pribadi.
TPA 42-2
Matdas 13-1
Bindo 11-0
Binggris 6-8
MatIPA 3-4
Fisika 10-0 (1 soal dianulir, jadi ngga dianggap bener atau salah)
Kimia 8-3
Biologi 4-4

Jadi saya cukup pesimis buat diterima di STEI ITB selaku pilihan pertama saya. Dan saya pernah mimpi keterima di SI UI. Sungguh disayangkan juga sih

Pas jam 17.00 tepat, saya buka pengumuman. Hasilnya...

ALHAMDULILLAH, saya diterima di pilihan 1 saya, yaitu STEI ITB. Beberapa teman saya ngucapin selamat, dan beberapa minta saya bukain pengumuman mereka juga.

Dan ketika saya buka pengumuman mereka, beberapa bikin saya senang (seenggaknya mereka keterima meskipun nggak sealmamater, baca : mereka keterima di Teknik Geologi Unpad dan di pilihan 3), dan saya cukup sedih beberapa teman saya tidak diterima.

Saat membuka mereka yang tidak diterima, saya merasa sedih, dan gagal dalam membantu mereka buat sukses bersama saya. Saya juga merasa saya gagal sebagai teman mereka. Saya juga sedih banget temen deket saya gagal SBMPTN 2015. Ada juga temen saya yang minta saya buat ngerahasiain pengumumannya, dan baru dikasihtau besok pas dia habis tes monbu. Saya nggak tega buat ngasihtau hasilnya, karena ya saya juga merasa sedih, ngga sealmamater pas kuliah. Ga bisa main bareng lagi.

Tapi yang lalu biarlah berlalu.

You've gotta do what you gotta do, you've gotta believe what you gotta believe. Thanks for believing
(Gary Glasberg, NCIS Executive Producer)

Pengalaman Intensif dan Tes SBMPTN 2015

Setelah setahun lebih dari masa-masa suram SBMPTN, akhirnya saya punya waktu juga buat ngepost pengalaman saya test SBMPTN 2015 tahun kemarin (mumpung liburan juga sih, hehe).

Setelah melalui UN yang cukup menyenangkan, ditambah dengan liburan 2 minggu sehabis UN yang bisa dianggap menyenangkan (yaiyalah, kerjaannya nonton mulu sama dynar, dodos dan ikhsan), tibalah saatnya intensif SBMPTN. FYI, saya intensif di GO Bandung yang di jalan purnawarman seberang BEC (yang jelas godaanya nambah karena deket dengan mall-mall. Oh iya, selama intensif saya cuma sekali ke sekre tercinta SMA.

Intensif minggu pertama diawali dengan mulai ngerjain soal-soal latihan. Biasalah, belum keluar sifat-sifat keambisan dalam diri yang dulu sempat keluar sebelum UN. Di minggu itu sehari cuma bisa ngerjain 10-20 soal tipe seleksi PTN per mapel. Nggak heran sih, hasil TO mingu pertama bisa dibilang kurang bagus, ya sekitar 52% doang sih, masih dibawah target (STEI ITB) yang sekitar 62% an waktu itu.

Intensif minggu kedua, udah mulai ningkat kemauan buat naikin nilai. Target awal sih ngalahin dynar sama fakhmi. Latihan soal iya, merenung juga iya. Gimana kalo keterima di SI UI? Jauh dari rumah soalnya. Hasil TO juga sudah naik lumayan, 60,33%. Lumayan lah beda-beda tipis dari STEI ITB.

Sampai pada akhirnya, keluarlah pengumuman SNMPTN 2015. Seperti yang diprediksikan, saya tidak lolos. Yaiyalah, selama 2 tahun pertama sekolah di SMA Negeri 2 Bandung, SMA tercinta berjayalah sepanjang masa masa-masa SMA dilewatkan dengan ikutan pelatihan OSN, lomba-lomba, dan ikutan penelitian tidak lupa juga jalan-jalan saat lomba. Belum lagi sepertinya kena karma karena keusilan kami yang bikin karma nggak lolos SNMPTN. Awalnya pas buka pengumuman SNMPTN ngerasa kecewa banget, ngerasa gagal karena perjuangan selama 3 tahun sudah lumayan, ditambah dengan sertifikat yang ketiganya (yang dimasukin cuma 3) itu bertuliskan juara dan di tingkat nasional semua (kecuali lomba programming yang cuma peringkat 8 nasional). Sempet kesel juga sih, temen sebangku yang jarang masuk sekolah dan jadi temen cabut ke rental PS pas kelas 12 akhir malah keterima di Unpad disitu saya merasa sedih. Tapi ada hikmahnya sih, jadi harus berjuang buat SBMPTN dan mungkin jodoh saya di ITB, bukan UI.

Intensif minggu ketiga, saya lebih pendiam. Sudah nggak seperti biasanya. Lebih tepatnya kayak tertekan gitu. Dengan kondisi tertekan gitu, tentu mental yang udah down bikin semangat belajar juga turun. Nilai TO minggu ketiga anjlok, jadi 54%. Lumayan TKPA nambah sih dibandingin sebelumnya. Nah disaat itu, ada seorang teman saya yang menyemangati (saya lupa siapa namanya, yang jelas sama-sama nggak diterima SNMPTN padahal dia lebih layak sih). Dia bilang, dulu zaman ortu kita seumuran kita, bisa tembus PTN favorit dengan berjuang habis-habisan, masa kita yang belajar dari jam 7 pagi sampe jam 5 sore tiap hari nggak bisa masuk. That's really motivated me. Siapapun lu, gua suka gaya lu kalo cewe gua cinta lu dah.

Setelah diterjang nggak lolos SNMPTN, seleksi LNG Academy lewat jalur rapor saya juga gagal. Nggak terlalu banyak berharap sih, soalnya di angkatanku yang dari Bandung nggak ada sama sekali yang lolos (padahal ada fakhmi yang nilainya jelas-jelas diatas aing).

Di akhir intensif minggu ketiga, sehabis Tryout ada pembagian hasil UN. Hari jumat sehabis TO saya nanya ke Pak Asep nilai UN saya, tapi katanya sih dibagiin pas wisudaan. Sempet takut juga nilai UN saya anjlok, soalnya nggak lolos SNMPTN sih. Senin paginya, saya dateng ke SMAN 2 buat mastiin nilai UN saya nggak anjlok, dan sambil nungguin temen saya yang kejebak macet karena katanya ada pembunuhan di deket rumah dia, saya ngerjain soal-soal SBMPTN tahun sebelumnya di sekre tercinta, yang sangat sepi setelah kepergian angkatan kami. Ternyata prediksi saya salah, nilai UN saya nggak jelek, tapi malah diatas target saya.

B. Indo = 93.9
B. Inggris = 92.0
Matematika IPA = 92.5
Fisika = 97.4
Kimia = 92.5
Biologi = 100
Total = 568.3 (maksimal 600)

Alhamdulillah lah, diatas target saya, meskipun nggak diatas yang tahun-tahun sebelumnya. Motivasi buat belajar jadi naik lagi.

Setelah pengumuman itu, kami wisudaan (di hari kamis). Seneng sih, cuma sedih juga berpisah dengan temen-temen dan guru-guru selama SMA. Besoknya TO keempat, sempet telat 15 menit karena ngga tau ruangannya dimana dan jalan pintas lewat gramed ditutup. Alhamdulillah bisa selesai tepat waktu dan dapet hasil yang lumayan juga, nyaris sampe passing grade STEI.

Minggu kelima, kami lebih sering belajar bareng. Saya sering diskusi bareng temen-temen buat ngerjain soal, lebih juga kearah nutorin temen-temen yang belum bisa ngerjain fisika sama matdas dan matipa. Kalo biologi belum saya sentuh karena baru mau nyentuh seminggu sebelum SBMPTN. Tryout minggu kelima ini soalnya kayak soal Simak-UI. Saintek saya hampir menyerah total, karena soal fisika yang waktu itu cukup makan waktu (jadi berkuranglah lumbung poin), soal MatIPA yang bikin mati beneran karena susahnya, dan soal kimia yang ternyata mengadaptasi soal OSP dan OSN pantesan familiar. Tapi sisi positifnya, saya bisa ngerjain TKPA lebih dari biasanya, terutama Bahasa Indonesia. Dapet 54,5% seenggaknya nggak begitu buruk sih, cuma saya akhirnya lebih konsen ke saintek setelah itu.

Di minggu itu pula, saya daftar SBMPTN. Dapet lokasi di SMK Merdeka, di Jalan Pahlawan. Lokasi yang lumayan deket dari rumah, kalo berangkat pake mobil nggak sampe 10 menit, jalan kaki juga ga sampe 15 menit gatau kalo ngesot berapa lama. Berasa main kandang lah kalo sepakbolanya. Diantara temen saya, Dynar sama Dodos sama-sama dapet lokasi di LP3i di jalan pahlawan, tapi ujung keujung sama lokasi saya, Fakhmi dapet di FISIP Unpad, Charles dapet di SMAN 6 bareng anak kalimantan kesukaan Dynar. Si kembar ternyata seruangan di ITB, terus juga Anna dapet di Uninus. Good luck buat kalian Aing cinta kalian. Dan kabar baiknya lagi, temen-temen lama saya, Josua dapet tes di daerah saya juga, dan temen yang sudah lama tak bertemu, Azis Adi Kuncoro, ternyata tes di Bandung juga, jauh-jauh dari Klaten cuma buat tes. Dia tes di SMA Sumatera 40, sekitar 300 meter dari lokasi saya tes.

Di minggu terakhir intensif sekaligus minggu terakhir saya belajar, saya lebih fokus buat mempertajam mata pelajaran saintek kayak fisika dan Matipa (Soalnya lumbung poin), terus juga baru belajar biologi, tapi Alhamdulillah sudah cukup masuk ke otak. TO minggu terakhir soalnya ternyata cukup mudah, dan hasilnya jauh diatas target saya, yaitu 85,33%. Lumayan lah motivasi menjelang SBMPTN, meskipun belum terlalu paham biologi, tapi seenggaknya di TO terakhir bisa clean sheet hampir semua TKPA dan full score di Matipa sama Fisika. Di sisa waktu belajar ini, saya menentukan target buat SBMPTN 2015 ini, karena buat ngehemat waktu juga.

H-2 SBMPTN, saya bersama teman-teman saya (Uloh, Steven, dan beberapa lainnya) refreshing ke PVJ. Ada temen saya yang beli baju buat SBMPTN di H&M. Sekaligus beberapa diantara kami jalan-jalan buat cuci mata doang liatin cewe cakep yang berseliweran di PVJ. Tapi jalan-jalannya juga bertanggungjawab kok, habis itu langsung review materi lagi.

H-1 SBMPTN saya sibuk ngisi formulir Monbukagakusho, sama minta reviewan essay saya ke sepupu yang pernah sekolah di US. Kenapa nggak minta ke yang bisa bhs jepang? Karena saya nggak bisa bahasa Jepang, soalnya selama 3 tahun saya SMA, pelajaran bahasa Jepang selalu diisi dengan tidur, main poker di belakang, modusin guru PPL juga kalo cakep. Ujian pun ala kadarnya, 30 menit keluar entah jawab apa sebelumnya tangtingtung dan hitung kancing sudahlah biasa. Karena alasan itulah saya memilih essay dengan bahasa Inggris, soalnya lebih bisa juga dibandingkan dengan bahasa jepang yang cuma tau ikeh ikeh kimochi. Sempet dengerin motivasi dari bu Prita juga, jadi lebih yakin ngehadapin besok. Thanks bu!

Hari H SBMPTN, saya datang jam 6.30 elah kepagian dan ga dapet parkiran mobil, jadi mobilnya balik lagi kan. Disana suasananya cukup tegang dan beberapa orang garelo. Saya masih bukain catetan biologi, siapa tau keluar dikit lah hasil baca-baca. Terus masuk ruang ujian. Saya merasakan tegang, belum pernah setegang ini. Ditambah dengan kualitas ruangan yang nggak sebagus ruangan SMA pada umumnya. Disini meja sama kursinya kayak di kantin, meja panjang banget dengan kursi panjang banget, tanpa sandaran pula, nggak rileks ngerjainnya. Ditambah dengan mahakarya siswa disini di mejanya, coret-coretan entah apalah. Ditambah juga dengan renovasi di SMK tersebut yang bikin konsentrasi pecah gara-gara suara palu tukang bangunan di belakang kelas yang menggedor-gedor hati pikiran, dan suasana dingin yang bikin pengen ke WC.

Saya mencoba rileks dalam ngerjain soal. Kehabisan 45 menit di Matipa dengan cuma bisa nemu 4 soal, ditambah 5 soal nggak yakin. Nggak mungkin saya gambling di 5 soal. Jadilah saya ambil gambing di 3 soal. Lanjut buka fisika. Anjir ternyata lumbung poinnya disini. Cuma 20 menit bisa ngerjain sekitar 11 soal, dan semuanya udah yakin. Terimakasih buat malaikat yang kebetulan lewat didepan meja aing. Lanjut buka kimia, lumayan yakin ngerjainnya. Dapet lah 11 soal, tapi ada yang ragu 3-4 soal. Sisa waktu 10 menit, mending saya kerjain biologi yang kosong dan hampa seperti kondisi hati ini sekarang. Ada soal yang bikin saya ragu, yang kaitan manusia dengan simpanse. Karena saya bukan keturunannya Sun Go Kong, jadi ya saya bilang manusia dengan bangsa kera tidak berkerabat. Yakali aing kerabat monyet. Dan ternyata jawaban saya SALAH. Tapi disitulah aing bangga dengan idealisme aing, yaitu aing tidak berkerabat dengan monyet. Lumayan lah dapet 8 soal dengan beberapa kesalahan.

Keluar ruangan buat istirahat, saya menenangkan diri dengan ke WC bentar, lalu dilanjut sholat dhuha. Disitu saya berdoa, supaya dilancarkan dalam mengerjakan TKPA, dan dapat ditempatkan di Universitas yang baik buat saya ga perlu ITB, tapi kalo bisa ya ITB. Nah pas saya buka LINE di HP, saya mendapatkan sebuah berita duka. Teman saya, Fakhmi, kehilangan sebuah tas berisi HP, tiket kereta Bandung-Jogja, dan banyak dokumen lainnya di lokasi ujiannya di Unpad. Deep condolences for him. Gua tau dia pasti sangat sedih. Dan itu pasti bikin dia down buat TKPA yang tinggal 15 menit lagi.

Masuk ruangan, langsung ngerjain TKPA. Untungnya soalnya nggak terlalu sulit, 15 menit pertama bagian 45 soal TPA kelar. Lanjut ngerjain matdas lumayan gampang, bindo saya agak lama soalnya biar biasa lebih teliti, bahasa Inggris apalagi, takutnya sedikit ceroboh gitu. Sisa waktu 35 menit lagi, udah kelar TKPA. Tinggal nyari-nyari yang ngga bisa atau kosong, ternyata udah gaada yang bisa ditambah (karena nggak yakin atau yakin gaada jawabannya). Yasudahlah sisa waktu 25 menit dihabiskan saya dengan tidur.

Sehabis SBMPTN, saya ketemu sama Azis, lalu makan siang bareng yang lain. Dan habis itu ikuta Quick Count SBMPTN, ngisi jawaban pake nama buatan sendiri (dulu nulis namanya James Bond kok). Yang penting identitas ga ketauan. Setelah itu pulang kerumah.

Nah itulah pengalaman saya selama Intensif dan Tes SBMPTN 2015. Saran saya buat adik-adik kelas yang menghadapi SBMPTN 2017 tahun depan, belajarlah dengan giat dari sekarang, dan jangan terlalu berharap sama SNMPTN apalagi berharap sama cinta yang tak kunjung datang.

Tips dari saya buat adik-adik yang mau ikutan seleksi Universitas :
1. Belajarlah sebelum ujian
Ini penting. Mayoritas kegagalan disebabkan kalian nggak belajar sebelum ujian. Nggak perlu ambis, yang penting kalian konsisten. Kalo saya sih buat bayar kesalahan selama 2 tahun jarang belajar.
2. Temukan inner motivation
Motivasi dalam diri juga penting buat memotivasi kalian supaya sukses. Motivasi dalam diri itu bisa memotivasi kalian buat lebih berprestasi waktu kalian jatuh, juga bisa dorong kalian buat lebih baik lagi. Motivasi dalam diri saya waktu itu, ada tiga :
Yang pertama, perkataan temen saya yang bilang, kalo orangtua kita bisa tembus PTN Favorit dengan belajar mandiri, masa kita yang belajar 7 pagi sampe 5 sore tiap hari ngga bisa tembus?. Itu motivasi dalam diri saya siapapun kamu, aing cinta maneh
Yang kedua, motivasi dari sekitar. Saya pernah diremehin juga kok. Pernah dibilang jangan mimpi masuk ITB. Terus juga dari temen-temen, dibully gara-gara kalah dari temen sebangku yang jarang masuk. Padahal ya mereka juga ga lolos SNMPTN. Terus juga motivasi buat mempertahankan gengsi gara-gara nilai UN yang cukup bagus.
Yang ketiga, karena saya berpikir, kalau masuk ITB atau UI (saya cuma milih 2 PTN itu), saya bisa berprestasi disana, dan dapet karir yang bagus. Kalo karir bagus (impian sih kerja di Microsoft), bisa sukses, dan akhirnya bisa nikah sama doi yang diidam-idamkan. Ya ujungnya sih kesana lagi. Tapi ya lumayan lah jadi motivasi
3. Minta doa ke orangtua
4. Berdoa sudahlah wajib
Ya percuma kalo udah ngelakuin itu semua tapi nggak berdoa. Kita juga butuh bantuan dari Tuhan.
5. Sering diskusi sama temen-temen
Nah yang ini juga wajib. Soalnya kita bisa nambah pengetahuan juga dari diskusi sama mereka. Jangan lupa ajak mereka main dan nongkrong juga biar ga cuma belajar doang. Kamu juga punya kehidupan, jangan cuma belajar doang ya. Lebih seru lagi kalo mainnya bareng mereka-mereka juga.

Nah itulah 5 tips dari saya, bukan hanya tombo ati yang ada 5 perkaranya, tapi tips dari saya juga ada 5 perkaranya. Sampai jumpa di post berikutnya yang tentang Monbu dan Pengumuman SBMPTN 2015. Kalau mau nanya-nanya, bisa lewat email ke saya muhammadfaisalaziz@outlook.com atau lewat comment juga bisa sih (meskipun agak lama jawab karena sibuk di kampus). Thanks banget udah baca curhatan saya Aing cinta kalian!

Minggu, 20 Maret 2016

Tutorial Microsoft Azure, Pengalaman Menggunakan Microsoft Azure, dan Keamanan Jaringan.

Akhirnya saya post lagi setelah sekian lama (karena sibuk kuliah, dll)
Pertama-tama, apa sih Microsoft Azure?
Azure adalah platform aplikasi dari Microsoft untuk cloud computing. Azure sendiri juga, merupakan cross Platform, sehingga dapat dipakai di berbagai OS. Adanya aplikasi Windows Azure membuat kita dapat membuat aplikasi untuk Wet, dan disimpan di data centre Microsoft.

Oke, kita akan membahas membuat Web App di Microsoft Azure

Pertama-tama, kita membuka Web portal.azure.com , lalu sign up menggunakan akun dreamspark, 
lalu masuk ke bagian home nya. Setelah itu, klik New, lalu klik Web + Mobile, lalu klik Web App

Gambar 1 : Tampilan Microsoft Azure

Setelah itu, cek deploymentnya, apakah sudah running atau belum,dengan cek di browser Web anda.

Gambar 2 : Tampilan jika telah sukses deployment.

Selanjutnya, anda harus mengisi Web anda dengan konten-konten yang telah anda persiapkan, dengan menggunakan transfer melalui ftp. Sebelumya, aplikasi yang anda akan submit di Web anda harus anda buat di Microsoft Visual Studio.

Untuk upload, langkah pertama yang harus dilakukan adalah uploading ke ftp Azure anda. Anda dapat mengeceknya di FTP Hostname di azure anda. Namun, anda perlu untuk set credential pada Azure anda. Kita perlu mengesetnya untuk bisa upload. Di menu Settings, bisa cek di bagian menu publishing, yaitu Deployment Credentials. Lalu anda set username dan password untuk ftpnya. FYI, password yang digunakan harus mengandung Uppercase, Lowercase, dan sebuah angka. Lalu anda save credentialsnya. Mungkin akan fail, namun pasti akan sukses Saya juga 2 kali fail kok)

Gambar : Setting credentials

Setelah masuk ke FTP, kita wajib masuk ke directory site, dimana itu adalah tempat kita upload untuk Web kita nantinya. Untuk upload, anda dapat menggunakan windows explorer. Pertama-tama anda dapat mendelete file default yang ada pada ftp, lalu copy file yang akan diupload. Sering terjadi putus sambungan di tengah-tengah proses uploading. Setelah berhasil diupload, harus dicek terlebih dahulu di direktori pada FTP. Sekarang coba anda akses Web anda. Jika masih starting page default, maka cache defaultnya belum terhapus seutuhnya, atau file yang anda upload masih belum terupload seutuhnya. Untuk transfering data, anda dapat menggunakan FTP. Dalam memodifikasi tampilan, bisa menggunakan visual studio untuk memodifikasi tampilan sesuai dengan yang anda inginkan. 

Menggunakan visual studio, tidak hanya untuk memodifikasi Web Apps, namun bisa juga untuk membuat aplikasi-aplikasi lainnya. Visual studio juga dapat digunakan untuk mempublish Web anda ke Microsoft Azure.

Microsoft Azure sudah support banyak programming languages, dan tinggal upload saja, lalu bisa jalan.

Microsoft Azure sangat berguna untuk cloud computing, dan anda sebaiknya mencoba untuk menggunakannya. Saya telah mencobanya, sekarang giliran anda untuk mencoba.
Untuk bagian kedua, kita akan membahas mengenai keamanan jaringan, oleh Microsoft Azure.
Apa sih keuntungan dari produk tersebut?
Tanggung jawab dan pengawasan yang microsoft lakukan untuk keamanan dari aplikasi dan jaringan berdasarkan macam-macam tipe layanannya
1. SaaS yaitu Software as a Service. Microsoft mengoperasikan dan menjaga infrastruktur , melakukan pengoperasian sistem host dan aplikasi pada masing-masing layer. Data yang diamankan di datacenter dan dikirimkan diantara Microsoft dan pelanggan. Bagian elanggan bertugas untuk mengawasi dan mengamankan data dan identitas kita termasuk konfigurasi pengaturan aplikasi yang disediakan di layanan cloud.
2. Azure PaaS yaitu Platform as a Service mengoperasikan infrastruktur dan layer sistem operasi. Bagian kita mengwawasi dan mengamankan data serta identitasna beserta aplikasi termasuk penerapan infrastruktur yang tersediadari layanan cloud. Pelanggan juga mengawasi semua kode aplikasi yang kita buat beserta konfigurasinya termasuk penyediaan contoh kodenya yang disediakan oleh Microsoft ataupun sumber lain.
3.  Azure IaaS yaitu Infrastructure as a Service yaitu Microsoft mengamanakan basis infrastruktur dan lapisan sistem operasi. Pelanggan mengawasi data, identitas, aplikasi sistem operasi virtual, dan pengawasan infrastruktur yang tersedia dari layanan clou
4.  Private Cloud yaitu suatu layanan yang bersifat privat yang bisa menjadi solusi di on premis yang akan kita miliki, operasikan, dan amankan setiap data oleh kita sendiri. Private cloud berbeda dengan infrastruktur tradisional on premis dimana adanya penerapan prinsip cloud untuk menyediakan ketersediaan cloud dan fleksibilitasnya.
Manfaat yang di dapatkan perusahaan ketika memanfaatkan cloud
1. Kebijakan kemanan dan kepemimipinan dimana Microsft mengembangkan sebuah kebijakan untuk menilai, mengadopsi, dan menggunakan layanan cloud untuk meminimalkan ciptaan dari ketidakkonsistenan kerentanan terhadap serangan-serangan yang mengamcam pencurian data atau informasi.
2. Manajemen hak istimewa administratif yaitu IT administrator memiliki fungsi pengawasan melalui layanan cloud dan pengaturan serta pembuatan hubungan pada sisi keamanan komputasinya.
3. Pengaturan kekhususan yaitu layanan ini menyediakan dasar sistem keamanan.
4. Kesadaran ancaman yaitu organisasi menghadai berbagai mcam ancaman kemanan dengan berbagai macam motivasi. 
5. Perlindungan data yaitu pelanggan yang memiliki data dan bagaimana data tersebut dapat digunakan dishare, diupdate, dan dibagikan.
Microsoft melakukan ancaman keamanan tersebut pada saat transfer data dengan menyarankan untuk melakukan bebrapa hal berikut :
1. Penggunaan Internet protocol Security VPNs jika akses dibutuhkan
2. Konfigurasi perbedaan pengaturan dan pengembangan Active Direcotry domain.
3. Mengisolasi dan menyaring pengaturan padatnya jaringan.
4. Penggunaan perangkat lunak anti malware
5. Mengimplementasikan autentifikasi multifactor untuk mengurangi risiko pencurian
Azure juga menyediakan mekanisme keamanan kepada admin untuk mengatur layanan cloud dan virtual machine. Mekanisme itu berupa :
1.      Autentifikasi dan pengaturan akses
2.      Pengawasan dan pemasukan
3.      Sertifikasi dan enkripsi untuk melakukan komunikasi data
4.      Pengaturan portal website.
5.      Penyaringan paket jaringan,
Edited : Ralat, saya baru tau harus melampirkan sertifikat (baru cek email lagi). Saya juga telah menyelesaikan course mengenai keamanan jaringan (mohon maaf baru complete tanggal 21, karena ternyata ada 1 course yang belum passed)