Senin, 01 Agustus 2016

Review Semester 2 di STEI ITB

Oke, saatnya saya ngepost tentang semester kemarin, semester yang penuh dengan ujian. Walau badai menghadang, ingatlah ku kan selalu setia menjagamu, berdua kita lewati jalan yang berliku tajam, saya tetap selamat kok lewatin semester ini.

Di semester ini saya mulai mengenal cabut-cabutan pas kuliah. Ya beralasan sih, tapi kalo diinget ujungnya nyesek juga (mungkin akan dibahas di post lain). Terus juga UTS PAR dan Fisika yang penuh kebaperan karena aku cinta dia *eaa, dan sempet putus di awal semester (yang ini ngga ngefek sih). Di semester ini juga banyak temen saya yang jarang masuk, dan mulai ilang-ilangan, termasuk teman dekat saya yang ngga masuk kelas fisika setelah UTS namun absennya tetap penuh. Namun, dibandingkan yang lain, cabut saya lebih beralasan kok.

1. Matematika IIA
Dengan dosen yang sama, kelas Matematika IIA harusnya lebih menyenangkan. Tapi sayangnya saya terlalu capek, dan sering tertidur di kelas. Tiap selasa harus ada kuis juga, jadi saya belajar di kelas kimia (kebetulan kelas kimia sebelum kelas Matematika). Kelas yang hari senin beberapa kali nggak masuk karena bentrok sama jadwal magang saya, dan kamis juga karena saya kelelahan di magang hari rabu, atau kelelahan habis praktikum di hari rabu. Setelah UTS, selama Pak Yudi seminar di luar negeri saya dan teman-teman saya cabut bersama untuk nonton Batman v Superman. Yang jadi provokatornya tidak lain dan tidak bukan tentunya saya (cuma sekali seumur hidup, jangan ditiru). Tapi ya saya tetap bertanggung jawab dengan belajar dari buku Purcell dan Schaum Outlines di waktu senggang saya. Dan waktu pelajaran Matematika ini sering saya gunakan untuk belajar matkul lain yang nggak saya mengerti. Meskipun begitu, nilai Matematika IIA saya ini bisa dibilang paling bagus dari nilai-nilai matkul lain yang saya ambil di semester ini.

2. Fisika IIA
Sebenarnya cara Pak Fiki menerangkan sangatlah enak, dan saya pun masih bisa mengerjakan soal-soal yang diujikan pada saat UAS. Tapi sayangnya, kebaperan yang melanda saya selama UTS Fisika dan faktor mental breakdown karena UTS PAR terlalu kuat, sehingga nilai UTS saya anjlok, namun masih tertolong oleh UAS saya yang bisa dianggap bagus (80-an kalo ngga salah), jadi indeksnya tetap sama kayak semester kemarin, tapi sama kayak Matematika IIA. Di semester ini juga, praktikumnya nggak terlalu ribet kayak semester satu, cuma bikin laporannya cukup menantang. Dan matkul ini, absen saya alhamdulillah masih 100% sampai akhir semester.

3. Kimia IIB
Saya bisa menganggap matkul ini adalah matkul dimana saya paling pantas mendapat nilai yang keluar. Nggak pernah merhatiin di kelas (soalnya belajar kalkulus atau tidur), terus juga ujian selalu belajar H-1 (UAS malah belajar J-3). Nggak ikut UP, rasanya indeks naik karena harian bagus sudah sangat menolong.

4. Dasar Pemrograman
Mata kuliah khas jurusan IF yang bikin mayoritas anak yang mau masuk IF jadi batal. Awal semester saya indah, karena yang mengajar adalah Pak Saiful Akbar, dan beliau sangat baik dalam mengajar. Kuis dan ujian selalu dapat saya kerjakan dengan baik di awal semester, sampai setelah UTS beliau digantikan. Setelah itu, performa saya menurun tajam. Bahkan saya babak belur dihajar tubes dan praktikum yang nilainya tak kunjung baik apalah arti aku menunggu bila kamu tak cinta lagi

5. Pengantar Analisis Rangkaian
Dulu namanya DRE (Dasar Rangkaian Elektronik). Sebenernya ada alasan lain, karena nilainya D oR E, kalo nggak D, ya E. Setelah diganti sama PAR, ya nilainya jadi PARah. Setengah kelas saya dapet nilai D dan E. Tbh, sebenarnya saya bisa ngerjain soalnya, cuma pas UTS saya gagal total karena kebaperan saya. UAS dan kuis belum bisa menolong, padahal UAS saya bisa benar cukup banyak.

6. Pengantar Rekayasa dan Desain 2
Dosen yang sama dengan dosen PAR, namun disini lumayan enak. Minggu kedua kuliah sudah UTS (kalo gasalah 4 Februari UTS). Terus tugas bikin robot Lego Mindstorm tiap minggu, laporan juga tiap minggu. Dan UTS saya sempat telat 15 menit tapi ngerjainnya ga nyampe 15 menit udah kelar. Tubesnya bikin robot rubic solver. Lumayan menantang. Satu-satunya matkul yang memuaskan saya di semester ini. Terus karena tugas boleh dibawa pulang, jadi saya datang ke kelas cuma buat absen, lalu langsung pergi main (entah ke ciwalk atau ke bec buat sekedar jalan-jalan. Pernah ke ciwalk buat makan-makan di mujigae).

7. Tata Tulis Karya Ilmiah
Kalo dipikiran kalian dosennya bikin ngantuk, itu salah besar. Justru sama pak Amas kita akan melek selama 2 jam, selain beliau tepat waktu, juga merhatiin mahasiswanya jadi nggak bisa tidur. Selain itu, UTS kami sempat diulang karena kami salah menulis nama Pak Amas, dengan ditulis tanpa gelar. Dan ada seorang teman saya yang menulis "Amas" saja, sehingga dimarahi oleh pak Amas. "Memangnya saya teman kamu?" Kata beliau. Ada-ada saja. Tubes TTKI yang jadi prasyarat buat UAS juga lumayan menantang, disuruh buat makalah yang berkaitan dengan STEI, saya bersama Faudy dan Hendra membuat tentang Model Pencegahan Penipuan Transaksi Belanja Daring, yang setebal 60 halaman lebih tebel dari rata-rata skripsi

Selain sibuk kuliah dan sempat magang (ceritanya akan saya post nanti), saya juga ikut kepanitiaan AMI, dan Pemira MWA-WM. Saya juga ikut PLO dari STEI ITB. Saya juga rajin ikut perwalian yang diselenggarakan oleh STEI karena ngincar konsumsinya. Selain itu, saya juga masih bisa santai main-main poker dan frekuensi jalan-jalan saya makin bertambah.

Oh iya, selama 3 kuesioner, saya selalu memilih Sistem dan Teknologi Informasi (STI) sebagai pilihan pertama saya. Alasan saya memilih STI adalah saya tertarik sama manajemen dan IT, dan pengen ngegabungin keduanya, terus lebih tertarik ke analisis bisnis juga.

Oke, sekian review dari saya tentang perjalanan saya selama semester 2 di STEI ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar