Kamis, 17 Agustus 2017

Ericsson Smartnovation Hackathon 2017

Di penghujung semester 4 yang ceria, gua mengikuti sebuah lomba yang diselenggarakan sama Ericsson. Kebetulan tertarik buat ikut lomba itu karena tertarik sama topiknya juga tertarik buat nginep gratis. Akhirnya setim sama 4 anak dari jurusan yang berbeda semua, ada yang dari IF, dari EL, dari ET, dan ada juga dari Power. Pengennya sih IF sama STI semua, cuma kata dekan lebih baik disebar.

Sebelum lomba, profiling calon-calon lawan dulu. Iseng nanya Lele, temen yang menang LINE bot competition April 2017 kemaren, eh ternyata dia ikut juga. Akhirnya ketemu Lele yak -__-.

Yang lain udah mulai ngerjain-ngerjain, kita baru bikin idenya H-1 keberangkatan. Idenya sih, bikin aplikasi yang bisa memprediksi kerusakan komponen, berupa komponen apa aja yang rusak, tanggal service terakhir, harga, jenis, dll. Lengkap dah pokoknya.

Gimana sih mekanisme kerjanya?

Jadi, di dalam kendaraan bakal ditanam sebuah sensor yang bakal ngedeteksi kondisi dari setiap komponen yang ada di kendaraan tersebut. Nah, data tersebut juga dicocokin sama tanggal terakhir service, sehingga bisa didapat estimasi kapan harus ganti kedepannya.

Data yang dicapture, berupa data kondisi, dimasukin ke dalam basis data komponen. Terus, dari situ dikasih tau ke pengguna kondisinya sekarang kayak gimana, terus ngasih notifikasi kalo emang waktunya harus ganti.

Terus, kalo udah waktunya ganti, bakal ditampilin komponen apa aja yang harus ganti berikut dengan tempat-tempat service yang bisa ngeganti dan harga komponennya. Sebenernya nggak cuma berlaku buat komponen mobil atau motor aja, berlaku juga buat ganti oli atau isi bensin di kendaraan.

Awalnya target utamanya itu perusahaan-perusahaan transportasi sama logistik, karena pengalaman pribadi kalo ada bus atau truk mogok, di belakangnya bisa macet berkilo-kilo (ini pengalaman selama di jalan dari Bandung ke Jakarta juga). Dari situ, ditarik kesimpulan kalo perusahaan-perusahaan butuh banget, terus buat estimasi pengeluaran per bulannya dari ganti komponen (terutama buat bus Damri yang keluarin asap kayak cerobong pabrik gara-gara gak pernah diganti). Dari situ bisa ketauan juga kalo sopirnya nilep, atau jujur.

Ke depannya, bisa juga ditambahin fitur planning harus ganti kapan aja, sama predictive buat kapan aja harus ganti kalo belinya ke toko X atau ke toko Y (antisipasi ada barang KW dll).

Balik lagi ke topik, pengalaman sebelum hari-H nginep di hotel Sofyan, di jalan Cut Meutia daerah Menteng. Nyampe sana dikasih jus jeruk yang terasa seger banget soalnya Jakarta panas. Setelah dapat kunci kamar, awalnya pengen ke kamar yang di lantai 5 naik lift. Pas mencet di lift lantai 5 ternyata ga bisa. Dikiranya kartunya ga aktif, eh ternyata lift cuma nyampe lantai 4. Padahal udah capek-capek jalan naik tangga dari lantai 1 sampe lantai 5.

Habis itu terasa lapar dan ternyata lupa bawa sensodyne, jadi ke indomaret Menteng Huis buat beli sensodyne doang. Habis itu beli sate di deket hotel, taunya mahal. 30 ribu isi 10 tusuk doang. Udah itu rasanya ga terlalu enak juga sih.

Sambil makan, ternyata tim sudah menunggu depan kamar. Kami mulai fiksasi ide dan dikit-dikit ngoding. Dan juga harus sambil nginstall Android Studio gara-gara belum install.

Ke hari H.

Ga bisa tidur gara-gara kebiasaan ga bisa tidur di saat-saat tegang. Jam 5 mandi, habis itu langsung ke lantai 1 buat sarapan. Jadi tim pertama yang full team pas sarapan. Habis itu langsung beres-beres buat ke Pullman Hotel, naik Bluebird.

Masuk Pullman Hotel, harus nunggu 2 jam sebelum dimulai. Itupun ada sambutan-sambutan lagi. Terus orang teknikalnya orang China dan bahasa Inggris dia ga terlalu fasih. Akhirnya kalo nanya harus di-repeat atau dikit-dikit nanya pake bahasa China (harus buka GTranslate juga kadang-kadang wkwk).

Setelah lomba mulai, langsung bikin desainnya. 2 jam kelar. Karena di bagian front-end, bisa-bisa aja sih ngerjainnya. Mana internet kenceng banget lagi, streaming lagu enak banget. Habis itu mulai ngoding, mulai kesulitan, dapat makan. Ada sesi makan siang. Semuanya langsung keluar. Gua ngambil makan lumayan banyak, dessertnya paling banyak sih. Pas mau ke ruangan, eh disapa sama Lele. Lama lagi kan -_-.

Sekitar jam 4, mulai stuck lagi. Androidnya bermasalah, jadi udah sekitar 7000 line of Code yang Front-End, eh malah gagal compile. Mau minta bantuan, teman-teman yang mainin API belum sukses. Akhirnya bantuin yang bikin web-basednya sekaligus bikin PPT buat presentasi.

Sekitar jam 11, gua ketiduran di kamar. Bangun-bangun jam 2, udah di studio lagi. Mana di sebelah gua si cewe entah lagi ngoding atau lagi tidur (kaget dong). Kaget, langsung tidur lagi. Sekitar jam 2.30, kebangun, ke meja tim langsung ngerjain kerjaan yang pada belum kelar. Mayan sampe subuh udah bisa bikin basdatnya sama nyelesain sekitar 1500-2000 Line of Code tambahan dan presentasi kelar.

Habis deadline, semuanya mandi di kamar, habis itu persiapan presentasi. Nontonin Deo yang persiapan presentasi, karena waktunya singkat banget pasti ga sempet. Dapet giliran no 5, yang ternyata ga hoki-hoki amat. Terus gugup pas nungguin tim sebelah presentasi.

Pas pengumuman, ternyata gagal. Terus masuk ke ballroom buat sesi bersama Pak Menkominfo Rudiantara dan Kerajaan Swedia. Ternyata disana ada pengumuman juaranya. Kebetulan banget tim sebelah (kating) menang. Waah selamat!

Habis acara selesai, langsung ke GI buat makan enak, terus ke Depok mau ke tempat temen. Kebetulan banget, ada acara XL di Elektro UI, narasumbernya bagus.

Sekian pengalaman yang tidak menarik ini!

Foto peserta bersama King Carl XVI Gustaf dan Menkominfo Rudiantara

Foto bersama Pak Dekan

Bersama fans gua Lele

Minggu, 09 Juli 2017

Catatan Semester 4 di STI ITB (Part 1)

Halo semua pembaca! Setelah mengarungi semester 4 yang lumayan bahagia, saatnya gua bakal menceritakan semua pengalaman gue selama semester 4 ini, mulai dari mata kuliah, kegiatan-kegiatan, dan lain-lainnya.

Kita mulai saja dari mata kuliah yang Gua ambil. Gua total mengambil 8 mata kuliah (7 matkul wajib, 1 ambil pas PRS, 1 ambil FRS terus drop), totalnya 22 SKS.

1. Agama dan Etika Islam (2 SKS. Dosen : Pak Yedi Purwanto)
Mata kuliah favorit gue semester ini. Selain 2 SKS nyaris Auto A, dapet pembekalan keimanan dulu di awal semester (ikutan ITBSC). Kalo belum tau ITBSC, ITBSC itu semacam mabit untuk anak-anak yang mengambil mata kuliah Agama dan Etika Islam. Di ITBSC isinya materi-materi, motivasi, nginep di salman, hafalan quran, solat malem (kalo nggak cabut), sama mentoring dan tentunya makan gratis selama 2 hari.

Kelas AEI gue K-16, yang kebetulan Pak Yedi harus ngajar di 2 kelas bersamaan dalam satu waktu. Jadi, beberapa kali ikut kelas gabungan, dan sering banget kelas cuma setengah jam (YEAY!). Cuma tugas besarnya agak berat, yaitu membuat makalah mengenai fiqih kontemporer, dan sayangnya sumber gue nggak ada sama sekali, cuma skripsinya anak UIN itupun penulisannya kacau banget.

UTS dan UASnya lumayan mudah, masih ditanya soal pendapat dan boleh open Al Quran.

2. Sistem dan Arsitektur Komputer (3 SKS. Dosen : Pak Albarda)
Mata kuliah Sistem dan Arsitektur Komputer cukup membuat gue memutar otak lebih banyak untuk ngerjain soalnya. Soal-soal ujian yang diberikan beda sama buku yang gue punya dan berbeda dengan berbeda dengan yang diajarkan. Doakan UP gue sukses ya!

3. Object Oriented Programming (3 SKS. Dosen : Pak Riza)
Mata kuliah OOP kalo boleh dibilang matkul programming paling berat yang pernah gue pegang. Karena paradigmanya beda sama yang biasa gue pelajarin dan bahasa Java emang susah. Jadilah nilai nggak bagus-bagus amat, dan sayangnya pas UAS gue lupa ngerjain soal tahun sebelumnya padahal soalnya mirip.

4. Jaringan Komputer (3 SKS. Dosen : Pak Baskara)
Mata kuliah Jaringan Komputer termasuk mata kuliah yang gampang-gampang susah. Kalo merhatiin harusnya bisa nilai bagus, sayangnya gue malah makan tiap kelas. UTS full hafalan, sementara UAS analisis. UTS gue ancur, UAS masih bisa ketolong kayaknya gara-gara sistem open book (thanks Luthfi buat pinjeman WiFinya!). Overall, UAS menurut gue emang lebih mudah, karena lebih ke praktikal dibanding teoritis, dan gue lebih menguasai materi UAS (Network dan Data Link layer, Multimedia System) dibandingkan dengan UTS.

5. Manajemen Sumber Daya STI (3 SKS. Dosen : Pak Rila)
No comment soal matkul ini. UTS gue ancur, dapet 20. UAS kayaknya masih ketolong (gue bisa semua dan gue cek pada bener sih, padahal nggak belajar hehe). Tubes lumayan gampang, tapi sering revisi gara-gara kelompok gue males revisi.

Jadi, tubesnya itu disuruh menentukan Arsitektur IT yang tepat untuk suatu organisasi. Kebetulan kami mengambil di Dancing Crab Indonesia. Restoran mahal loh, cek aja. Nah dari tugas itu dibagi 4 dokumen, yaitu informasi perusahaan, analisis arsitektur yang mungkin, analisis internal dan implementasi, lalu analisis risiko implementasi. Yang paling susah dokumen 3, revisinya gila-gilaan. Dokumen 4 yang spesialisasi gue, hampir gaada revisi.

Habis ngerjain tubes, langsung presentasi depan asisten. Kata asisten sih, penampilan kami overall keren banget, slidenya bagus banget (gue bikinnya lama banget sih, hampir 3 jam sendiri).

Meskipun tugas berat, UTS hancur, nilainya Voila!

6. Manajemen Proyek STI (3 SKS. Dosen : Pak Mary)
Kuliah manajemen proyek STI diajarkan mengenai teori-teori dan best practice dalam melakukan manajemen proyek, khususnya proyek terkait IT. Adapun proyek IT bisa dibilang beda dari proyek lainnya karena scope dari proyek IT beda banget, bisa berubah-ubah karena susah definisiinnya. Ini kayaknya yang bikin proyek e-KTP molor terus.

Di matkul ini, UTS dan UAS soalnya unpredictable. Harus persis banget sama guideline dari PMBOK. Tapi kalo hafal, gampang sih. Cuma UAS ada yang diluar PMBOK, lebih ke pengetahuan umum. Kalo tubesnya, bikin dokumen manajemen proyek IT. Gampang-gampang susah sih, tapi bisa dikerjain dalam sehari kok (pengalaman pribadi).

Nilainya sesuai usaha buat dapetinnya sih, tapi gue alhamdulillah aja.

7. Analisis Kebutuhan Sistem (3 SKS. Dosen : Pak Dicky)
Matkul AKS matkul paling enak semester ini. Cara mengajar bapaknya enak, terus tubesnya berguna banget buat belajar di semester ini.

Jadi tubesnya disuruh bikin analisis terhadap sistem IT di sebuah perusahaan, lalu dibikin prototype buat masalah tersebut. Gue ambil di salah satu Cafe di Braga, Bandung. Lalu kami bikin Online Transaction Processing System. Itu kayak gimana sih? Intinya, semacam bikin pemrosesan transaksi yang bisa diakses secara online oleh pegawai-pegawai. Kita gunain bahasa Python dalam bikin programnya. Sayangnya, karena butuh server, implementasi nggak sampai selesai.

8. Komunikasi Pembangunan (2 SKS)
Katanya sih matkul cimpi-cimpi, taunya nggak. Masuk kelas, gue sama hans dipanggil pake sebutan Xiao Didi sama dosennya. Terus kalo cewe chinese dipanggilnya Xiao Meimei. Nggak dapet ilmu selama 3 minggu, akhirnya gue drop matkul ini.

9. Perencanaan dan Politik (2 SKS)
Cimpi-cimpi sih, cuma nggak A. UTSnya ngedengerin kuliah umum dari Pak Bambang Harimurti (dari Tempo), UASnya bikin video semacam vlog isinya review kuliah selama 1 semester.

Sekian ulasan kuliah semester 4 ini, kalo mau nanya-nanya template presentasi bisa banget di komentar atau ke email gue aja (yang ini fast response) : 18215044@std.stei.itb.ac.id

Senin, 02 Januari 2017

Global Leader Experience 2016

GLE, atau Global Leader Experience, adalah sebuah acara yang diadakan oleh commonpurpose, adalah sebuah program untuk mengembangkan kepemimpinan dari pesertanya. Untuk tahun ini, di regional Jakarta, bertema "Smart City". Tema yang cukup menarik buat saya sebagai anak STI. Tapi bukan cuma itu aja sih yang jadi incaran, selain itu incaran adalah jalan-jalan di saat awal perkuliahan, bisa cabut kuliah, dan juga bisa dapet temen baru mungkin jodoh juga. Awalnya iseng-iseng apply, taunya dapet. Akhirnya saya pun berangkat, baru ikutan day 2 (ada 4 day). Day 1 bertempat di Binus, day 2-4 bertempat di GE Office, South Quarter.

Di awal Day 2, saya telat datang, karena salah gedung (nyasar lumayan jauh loh). Pas masuk untungnya masih awal acara banget (tapi ketinggalan coffee break). Karena skip day 1, saya harus registrasi dulu. Ternyata yang bagian registrasi bukan orang Indo. Agak kaget juga sih karena saya nyapa pake bahasa Indonesia dan dia nggak ngerti yaiyalah. Pas masuk di sesi games games (cuma beda sama games OSKM). Selanjutnya sesi tentang Leadership Insight, dari salah satu petinggi Telkomsel. Isinya bagaimana dia memotivasi teman-temannya untuk melakukan project, yang dianggap mustahil, namun bisa ia selesaikan. Sempat mau nanya, tapi nggak sempat sayangnya. Sesi berikutnya, dari pembicara kedua, yang pernah membuat Social Projects untuk negara-negara di kawasan ASEAN. Sesi ini jujur aja saya kurang nyimak, karena pembawaannya nggak semenarik yang pertama. Tapi seenggaknya ada yang bisa saya dapat di materi ini. Selanjutnya ada sesi sharing, dibuat kelompok 3 orang, yang satu jadi observer, yang satu jadi pendengar, yang satu jadi pembicara. Jadi satu sesi, pembicara "curhat" selama 4 menit, tentang permasalahan dia. Pendengar cuma boleh dengar aja. Nah, terus 2 menit berikutnya, observer memberikan tanggapan tentang curhatan si pembicara (ekspresi, nada bicara, dll juga), dan juga mengomentari si pendengarnya. Sayangnya saya nggak sekelompok dengan anak ITB lainnya, tapi saya dapat teman baru. Namanya John Hosea dari Binus (kebetulan dia anak Komputer juga dan seangkatan sama saya), dan Erfan Wicaksono dari TI Telkom (yang ini 4 tahun diatas saya malah). Sesi pertama saya jadi pengamat, John yang jadi pembicara. Jadi John cerita soal project dia, dan kendala di project dia. Lalu berikutnya, saya jadi pendengar, mas Erfan yang bicara. Nah disitu dia menjelaskan tentang projectnya tentang memfasilitasi pendidikan di wilayah Banten. Dia tertarik untuk buat project itu, karena Banten merupakan daerah yang pendidikannya kurang, dibandingkan provinsi lainnya di Jawa. Masih terdapat banyak anak putus sekolah di daerah pedalaman sana, yang cukup miris, karena Banten cukup dekat dengan ibukota. Project dia sudah dapat dukungan dari YSEALI, jadi dia akan mempresentasikan proyeknya itu di depan umum nanti (kalo nggak salah 2017, maafkan lupa). Sukses terus proyeknya mas! Di sesi saya "curhat", saya benar-benar curhat wkwk. Maafkan saya yang baper.
Pemandangan dari kantor GE 

Terus sesi coffee break, ngambil kopi dan snack. Terus masuk lagi. Karena saya nggak tau kelompok saya, saya sempat bingung. Untungnya ditampilin dulu list kelompoknya. Di kelompok saya, isinya orang-orang dari univ yang berbeda. Ada yang dari UI, Binus, dan ITB (itu aja sih, karena isinya anak UI, Binus, ITB, UGM, sama ITS aja). Yang dari ITB, kebetulan kakak tingkat saya, kak Jenika STI'13, sama kak Sigit IF'12. Di sesi ini, kita disuruh bikin menara dari sedotan dan kertas. Mirip-mirip PRD, cuma cheatnya dikit. Menara kami miring kayak menara Pisa, untungnya nggak jatoh. Setelah sesi itu, ada istirahat, lalu ada company visit. Kebetulan, saya kedapatan di IDC (International Data Corporation). Kami kesana naik blue bird, ber 10. Isinya mayoritas anak STI ITB (ada kak Nicolosi STI'13, kak Monik STI'13, kak There STI'14, dan saya sendiri). Ketua kami sendiri itu Verix dari Binus. Saya ketemu juga sama Kevin Ling, yang ternyata merupakan peserta APEX IT Case Competition. Banyak yang cerita-cerita selama di perjalanan (perjalanan dari South Quarter ke Mega Kuningan 1,5 jam). Di IDC, saya sholat ashar dulu, lalu masuk ke meeting room buat penjelasan Smart City dari kak Vira, yang merupakan Senior Analyst di IDC. Setelah sesi di IDC, kami pulang, naik blue bird lagi. Karena macet, saya baru nyampe jam 8 malem-an. Lanjut makan malem dulu.
Menara Kelompok 5
Di jalan menuju kantor IDC
Setelah sesi di kantor IDC

Di sesi Day-3, kami disuruh untuk menuliskan ringkasan apa saja yang kami dapat di company visit itu. Setelah itu, kami disuruh untuk mentoring, dengan mentor kami yang kece dari GE, untuk menentukan ide dari proyek yang akan kami buat. Kami sempat terpikir untuk membuat ide tentang Good Citizenship Card, yaitu smart card yang berfungsi untuk menilai tiap warga DKI dari perilakunya (misalnya taat peraturan dll). Juga sempat ada ide untuk membuat ATM sampah, jadi sampah ditukar dengan uang atau saldo TransJakarta/Commuter Line, dengan sebuah sistem (sempat kepikiran ini, dan diobrolin sama Andra, Jendra, dan Eliza). Setelah itu, ada review dari beberapa petinggi dan akademisi. Setelah dapat masukan dari Manajer yang orang India, kami sepakat untuk mengganti ide, karena feasibilitynya kurang, dan kurang mengatasi permasalahan utama di Jakarta. Lalu sebelum pulang sempet nongki-nongki di bawah, saya sempet kenalan sama 2 orang, yang satu lupa namanya, yang satunya lagi namanya Ayu, dia dari Univ. Al Azhar. Mukanya mirip si doi.
Hasil yang didapet temen-temen Group 5 di company visit sebelumnya
Hasil tugas konsep SmartCity
Foto Group 5 di akhir sesi mentoring
Di sesi Day-4, kami membuat poster tentang ide kami, dan video perkenalan produk kami. Ide kami jadinya Jakarta Smart Card, yaitu sistem terintegrasi warga dengan transportasi umum di Jakarta. Kami kepepet buat ngerjain 2 itu, cuma dapat waktu 2 jam aja buat ngerjain poster sama video presentasi. Jadinya bagi 2 tim, yaitu saya, Adit, Eliza, dan mentor bikin video, sisanya buat poster. Untungnya kami selesai tepat waktu. Selanjutnya saya jumatan di basement salah satu gedung di sebelah RS Siloam (lupa namanya). Pengap banget jumatan disana, hawanya panas banget. Setelah itu lanjut persiapan presentasi. Sempet kenalan sama peserta lain, yang dari Binus, sama satu orang dari ITS, Kalila, yang ternyata katingnya temen saya, Zaki. Lanjut masuk ke ruangan lagi. Ternyata kami presentasi terakhir. Setelah presentasi kelompok kami, ada graduation dari commonpurpose. Disitu kami ngasih ke orang yang berbeda, sama kesan kami buat orang yang kami kasih. Sebagai ketua kelompok kami, Eliza yang pertama ngasih. Ternyata dapet yang aku. She said that i was a good listener. Dia bilang, kalo aku itu punya banyak ide, tapi juga dengerin ide orang lain dan bantu ide orang lain itu pas ada kekurangannya. Selanjutnya giliran aku, aku dapet yang kak Jenika. Dan gilirannya lanjut terus, sampe penutupnya kak Sigit dapet yang Eliza. Setelah sesi itu, kami foto kelompok, dan terus kami masuk lagi buat denger presentasi dari Manager Regional GE Indonesia.
Poster ide Jakarta Smart Card by Group 5. Sayangnya beberapa huruf hilang
Our last photo session
Setelah itu, ada sesi dari peserta. Ternyata ada peserta yang ngasih sepatah dua patah kata, dan ternyata dia udah nikah dan punya anak. Ternyata dia sudah punya 2 anak, dan mahasiswa S2. Setelah itu bubar, saya sempat minta salah satu peserta buat fotoin saya sama manager GE (kalau nggak salah, Jessie), cuma hasilnya kurang bagus.
Group 5 with GE Indonesia Manager

Lanjut saya ke Depok, buat balik. Soalnya kebetulan kak Hepi lagi liburan disana. Lumayan ada yang bisa diisengin. Saya balik naik KRL, pertama kali seumur hidup. Kegencet wkwk. Terus, saya nunggu temen buat meetup. Akhirnya ketemu Ellen, temenku dari Dept. Teknik Elektro UI. Dia jemput aku, dan aku cuma cengo aja. Setelah itu ketemu Jonathan, dan makan-makan. Habis itu, sekitar jam 10, aku balik.
Ciee Aw-Ellen!
Besoknya, aku harus nganterin kak Hepi ngurus ktp. Sekalian jalan-jalan, karena rumahnya udah pindah, dan jarak ke kelurahan lumayan jauh. Sayangnya nggak sempat mampir ke Margo City. Setelah itu, kepaksa pulang ke Bandung.

Sekian aja sih yang bisa diceritain, sampai jumpa lagi di acara commonpurpose tahun-tahun berikutnyz!